Mohon tunggu...
El Christto
El Christto Mohon Tunggu... Swasta -

credo quia absurdum

Selanjutnya

Tutup

Money

Juragan Boneka yang Mantan Buruh Pabrik Boneka

9 Desember 2018   00:59 Diperbarui: 9 Desember 2018   00:56 442
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Boneka sangat disukai oleh anak kecil pada umumnya. Namun ada pula orang dewasa yang menyenanginya. Ini terbukti saat mengunjungi Ikea Indonesia di kawasan Alam Sutera Tangerang Selatan pada 2 Desember 2018 lalu. Banyak orang yang sangat tertarik pada produk boneka yang ditawarkan dalam satu paket kegiatan berdonasi.

Sementara di salah satu sudut pusat belanja furnitur asal Swedia tersebut, ada tempat yang dinamakan Teras Indonesia. Wah tempat ini didedikasikan Ikea untuk pameran produk-produk usaha mikro kecil menengah (UMKM). Kebetulan sekali ada UMKM bernama Zhovy Toys yang sedang memamerkan produk bonekanya.

"Harga boneka lucu berukuran kecil hingga besar ini, mulai dari Rp. 10.000,- hingga Rp. 800.000,- ," ungkap pemilik Zhovy Toys Tuti Nurhayati, saat ditemui di konter pameran.

"Kalau yang ini harganya Rp. 500.000,- ," jawab Tuti, saat kutanya harga boneka beruang coklat berukuran besar tersebut.

Tuti Nurhayati | Foto: ElChristto
Tuti Nurhayati | Foto: ElChristto
Kulihat produk boneka tersebut sangat baik dan berkualitas ekspor. Tuti yang lulus pendidikan setingkat SMA di Pelabuhan Ratu Sukabumi pada tahun 1995, bercerita bahwa dirinya sempat bekerja di perusahaan boneka bernama Aurora World Cianjur. Produksi pabrik boneka asal Korea tersebut, memang dikhususkan untuk pasar internasional.

Selama lima tahun bekerja sebagai tenaga administrasi produksi, Tuti tak melewatkan kesempatan untuk belajar bagaimana proses membuat boneka saat memeriksa kualitas produksi boneka. Namun dirinya memutuskan berhenti bekerja seusai menikah pada tahun 2000.

Kala disenggangnya waktu dalam mengasuh anak pertamanya Zhora Natha Ridhovy, Tuti kembali mengasah kemampuan untuk membuat boneka. Telah tertanam niat kuat dalam diri untuk membuka usaha produksi boneka. Suami dan ibu mertua mendukung penuh niatannya itu. Mereka mendorong Tuti agar menawarkan hasil kreasinya ke berbagai toko.

Setelah berdiskusi dengan keluarga, Tuti telah siap untuk mendirikan usaha dalam skala industri rumahan. Beberapa teman Tuti yang telah tak bekerja di pabrik boneka dikontak kembali. Mereka sangat antusias menerima tawaran yang disodorkan. Akhirnya disepakati merek usaha menggunakan nama Zhovy Toys, yang berasal dari nama panggilan putra pertama Tuti.

Tuti menyetor modal Rp. 3 juta sebagai bagian iuran kerjasama untuk permodalan awal usaha. Dengan dua mesin jahit dan bahan baku, mereka mulai berproduksi di ruko sewaan pada tahun 2002. Rekan-rekan Tuti bertugas membuat boneka sesuai kriteria yang diinginkan Tuti.

"Sistem kerjanya CMT," ujar Tuti yang berdomisili di kawasan Jalan Spoor IV Kemayoran Jakarta Pusat.

Dengan sistem kerja CMT (cut, make, trim) ini, Tuti akan menyediakan pola dan bahan baku. Rekan Tuti yang akan melakukan pembuatan boneka. Dalam tahap penyelesaian akhir (finishing) boneka akan dikerjakan di rumahnya sendiri.

Tuti tak main-main dalam hal kualitas. Material dari boneka Zhovy Toys menggunakan bahan flannel dan rasfur yang buluhnya lebih lembut dan panjang. Bagian dalam boneka diisi dengan bahan dakron. Produk boneka yang dijahit rapi dan kuat ini memiliki kelembutan dan kelenturan yang lebih baik.

Foto: ElChristto
Foto: ElChristto

Inilah yang membuat beberapa toko mainan calon rekanan Zhovy Toys tak ragu untuk memesan produk boneka. Padahal baru satu bulan Tuti bergerak menawarkannya dari satu pintu ke pintu di berbagai pusat perbelanjaan. Ada yang memesan satu hingga dua lusin, hingga pesanan untuk tiap bulannya.

"Baru berjalan empat tahun, nyaris gulung tikar," ungkap Tuti, ketika ditanya masa-masa tersulit dalam menjalankan usaha.

Ujian yang datang pada tahun 2006 ini berjalan hampir setahun lamanya. Jumlah permintaan boneka yang tiba-tiba menurun dari para toko mainan yang menjadi rekanannya. Kemudian pemasok bahan baku kain dari Cikarang Bekasi, yang tiba-tiba meminta pembayaran tunai pula.

Namun Tuti tak patah arang dan bertekad menjaga tali silaturahmi dengan kesepuluh rekan kerjanya. Tuti pun mengikhlaskan tabungan pribadinya untuk kegiatan operasional produksi dan pembayaran cicilan kredit dari salah satu bank swasta. Gaji para pekerjanya yang tak pernah telat ini, senantiasa menjaga kestabilan produksi.

Negosiasi ke pemasok bahan baku berhasil diupayakan. Pembayaran tunai dilakukan apabila telah menerima tagihan pembayaran dari rekanan toko mainan. Untuk meningkatkan kembali jumlah pesanan boneka, rekanan ditawarkan paket pembelian yang menarik.

Perjuangan bangkit dari keterpurukan mulai menemukan titik cerah pada tahun 2007. Tuti berhasil mendapatkan kredit usaha mikro dari Bank BNI. Dana segar ini lebih banyak untuk menutupi hutang yang terdahulu. Pelanggan baru didapat dari pesanan teman-teman kantor sang suami, serta ibu-ibu PKK di lingkungan Kelurahan Gunung Sahari Selatan dan Kecamatan Kemayoran.

Akhirnya Tuti mendapatkan jalur baru dalam memasarkan produknya. Produk Zhovy Toys dapat dikenal hingga tingkat Kotamadya Jakarta Pusat. Akses untuk mengikuti kegiatan pameran didapatnya dari Sudin Koperasi, UMKM & Perdagangan Kotamadya Jakarta Pusat, serta dari Dinas Perindustrian & Perdagangan DKI Jakarta. Seiring waktu ada tambahan permodalan yang didapat dari Program Kemitraan & Bina Lingkungan (PKBL) dari salah satu BUMN yakni Bhanda Ghara Reksa.

Setelah intens mengikuti berbagai pameran di dalam negeri dan luar negeri, Tuti berkenalan dengan Yayasan Dharma Bhakti Astra (YDBA). Zhovy Toys menjadi mitra binaan YDBA yang mendapatkan berbagai fasilitas pelatihan seperti manajemen kualitas produksi dan manajemen keuangan. Kemudian mendapatkan fasilitas akses pemasaran seperti mengikuti pameran di IKEA Indonesia ini.

Terjadi peningkatan transaksi setiap kali mengikuti pameran, mulai dari Rp. 20 juta hingga Rp. 40 juta. Setiap usai pulang dari mengikuti kegiatan pameran, Tuti selalu mendiskusikan informasi yang didapat secara terbuka pada para pekerjanya. Iklim keterbukaan yang kondusif ini, mampu mengubah secara drastis perputaran uang. Omzet penjualan Zhovy Toys dapat mencapai di atas Rp. 100 juta per bulan pada 2014.

"Saat ini omzet minimal yang didapat Rp. 30 juta," ujar Tuti lirih.

Tuti mengakui sangat gagap teknologi (gaptek) dalam era digital. Tak pernah memanfaatkan fasilitas perdagangan elektronik (e-commerce). Pesanan dilakukan melalui komunikasi telepon. Pihaknya akan mengirimkan sendiri pesanan produk yang berada di dalam kota Jakarta. Untuk pengiriman pesanan luar kota, Tuti akan mengirimnya melalui jasa ekspedisi.

Foto: Shopee
Foto: Shopee
Kegiatan ekspedisi sangat berperan vital dalam pengiriman sebuah produk. Jalur Nugraha Ekakurir (JNE) yang telah melayani jasa kebutuhan logistik selama  28 tahun ini, sangat memahami bagaimana mewujudkan semangat "Connecting Happiness ".

Semangat yang bermakna menghantarkan kebahagiaan, diwujudkan tak hanya sekedar sebagai amanah dalam pengiriman paket milik para pelanggan. Namun juga mengupayakan kemajuan bersama termasuk dalam lingkup kehidupan sehari-hari.

JNE telah menjadi tulang punggung utama bagi kiprah para pelaku e-commerce terutama UMKM. Berbagai inovasi layanan dan program pelatihan dari JNE didesain untuk memahami kebutuhan UMKM dalam mengakses pasar domestik maupun internasional. Dengan dilakukan terus penambahan titik layanan dan program pemberdayaan UMKM hingga daerah pelosok, kehadiran JNE akan memberikan manfaat sebesar-besarnya dalam menggerakkan roda perekonomian.

Harapannya kelak para pelaku UMKM seperti Tuti Nurhayati tersebut, tak hanya mendapatkan pelatihan penggunaan teknologi digital namun dapat memperoleh akses pasar yang sesungguhnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun