"Saat ini omzet minimal yang didapat Rp. 30 juta," ujar Tuti lirih.
Tuti mengakui sangat gagap teknologi (gaptek) dalam era digital. Tak pernah memanfaatkan fasilitas perdagangan elektronik (e-commerce). Pesanan dilakukan melalui komunikasi telepon. Pihaknya akan mengirimkan sendiri pesanan produk yang berada di dalam kota Jakarta. Untuk pengiriman pesanan luar kota, Tuti akan mengirimnya melalui jasa ekspedisi.
Semangat yang bermakna menghantarkan kebahagiaan, diwujudkan tak hanya sekedar sebagai amanah dalam pengiriman paket milik para pelanggan. Namun juga mengupayakan kemajuan bersama termasuk dalam lingkup kehidupan sehari-hari.
JNE telah menjadi tulang punggung utama bagi kiprah para pelaku e-commerce terutama UMKM. Berbagai inovasi layanan dan program pelatihan dari JNE didesain untuk memahami kebutuhan UMKM dalam mengakses pasar domestik maupun internasional. Dengan dilakukan terus penambahan titik layanan dan program pemberdayaan UMKM hingga daerah pelosok, kehadiran JNE akan memberikan manfaat sebesar-besarnya dalam menggerakkan roda perekonomian.
Harapannya kelak para pelaku UMKM seperti Tuti Nurhayati tersebut, tak hanya mendapatkan pelatihan penggunaan teknologi digital namun dapat memperoleh akses pasar yang sesungguhnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H