Mohon tunggu...
El Christto
El Christto Mohon Tunggu... Swasta -

credo quia absurdum

Selanjutnya

Tutup

Money

Juragan Boneka yang Mantan Buruh Pabrik Boneka

9 Desember 2018   00:59 Diperbarui: 9 Desember 2018   00:56 442
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tuti tak main-main dalam hal kualitas. Material dari boneka Zhovy Toys menggunakan bahan flannel dan rasfur yang buluhnya lebih lembut dan panjang. Bagian dalam boneka diisi dengan bahan dakron. Produk boneka yang dijahit rapi dan kuat ini memiliki kelembutan dan kelenturan yang lebih baik.

Foto: ElChristto
Foto: ElChristto

Inilah yang membuat beberapa toko mainan calon rekanan Zhovy Toys tak ragu untuk memesan produk boneka. Padahal baru satu bulan Tuti bergerak menawarkannya dari satu pintu ke pintu di berbagai pusat perbelanjaan. Ada yang memesan satu hingga dua lusin, hingga pesanan untuk tiap bulannya.

"Baru berjalan empat tahun, nyaris gulung tikar," ungkap Tuti, ketika ditanya masa-masa tersulit dalam menjalankan usaha.

Ujian yang datang pada tahun 2006 ini berjalan hampir setahun lamanya. Jumlah permintaan boneka yang tiba-tiba menurun dari para toko mainan yang menjadi rekanannya. Kemudian pemasok bahan baku kain dari Cikarang Bekasi, yang tiba-tiba meminta pembayaran tunai pula.

Namun Tuti tak patah arang dan bertekad menjaga tali silaturahmi dengan kesepuluh rekan kerjanya. Tuti pun mengikhlaskan tabungan pribadinya untuk kegiatan operasional produksi dan pembayaran cicilan kredit dari salah satu bank swasta. Gaji para pekerjanya yang tak pernah telat ini, senantiasa menjaga kestabilan produksi.

Negosiasi ke pemasok bahan baku berhasil diupayakan. Pembayaran tunai dilakukan apabila telah menerima tagihan pembayaran dari rekanan toko mainan. Untuk meningkatkan kembali jumlah pesanan boneka, rekanan ditawarkan paket pembelian yang menarik.

Perjuangan bangkit dari keterpurukan mulai menemukan titik cerah pada tahun 2007. Tuti berhasil mendapatkan kredit usaha mikro dari Bank BNI. Dana segar ini lebih banyak untuk menutupi hutang yang terdahulu. Pelanggan baru didapat dari pesanan teman-teman kantor sang suami, serta ibu-ibu PKK di lingkungan Kelurahan Gunung Sahari Selatan dan Kecamatan Kemayoran.

Akhirnya Tuti mendapatkan jalur baru dalam memasarkan produknya. Produk Zhovy Toys dapat dikenal hingga tingkat Kotamadya Jakarta Pusat. Akses untuk mengikuti kegiatan pameran didapatnya dari Sudin Koperasi, UMKM & Perdagangan Kotamadya Jakarta Pusat, serta dari Dinas Perindustrian & Perdagangan DKI Jakarta. Seiring waktu ada tambahan permodalan yang didapat dari Program Kemitraan & Bina Lingkungan (PKBL) dari salah satu BUMN yakni Bhanda Ghara Reksa.

Setelah intens mengikuti berbagai pameran di dalam negeri dan luar negeri, Tuti berkenalan dengan Yayasan Dharma Bhakti Astra (YDBA). Zhovy Toys menjadi mitra binaan YDBA yang mendapatkan berbagai fasilitas pelatihan seperti manajemen kualitas produksi dan manajemen keuangan. Kemudian mendapatkan fasilitas akses pemasaran seperti mengikuti pameran di IKEA Indonesia ini.

Terjadi peningkatan transaksi setiap kali mengikuti pameran, mulai dari Rp. 20 juta hingga Rp. 40 juta. Setiap usai pulang dari mengikuti kegiatan pameran, Tuti selalu mendiskusikan informasi yang didapat secara terbuka pada para pekerjanya. Iklim keterbukaan yang kondusif ini, mampu mengubah secara drastis perputaran uang. Omzet penjualan Zhovy Toys dapat mencapai di atas Rp. 100 juta per bulan pada 2014.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun