Mohon tunggu...
Elbert Gunawan
Elbert Gunawan Mohon Tunggu... Lainnya - Pelajar SMA Kolese Kanisius Jakarta

Halo.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kenaikan Harga BBM, Prediksi dan Kenyataannya

16 Oktober 2022   19:21 Diperbarui: 16 Oktober 2022   20:01 667
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pengertian BBM

Menurut Naif Fuhaid (2011), Bahan Bakar adalah zat yang dapat dibakar dengan cepat bersama udara dan akan menghasilkan daya dorong yang akan mengerakan kapal. Untuk definisi lain, menurut Imam (2011) mengatakan bahwa Bahan bakar adalah suatu reaksi redoks (reaksi pembakaran) yang mampu melepaskan panas setelah terekasi dengan oksigen. 

Untuk Bahan Bakar Minyak atau BBM memiliki definisi tersendiri. Menurut Siti Jamilatun (2008),  Bahan Bakar Minyak (BBM) adalah bahan bakar yang berasal dan atau diolah dari minyak bumi. Minyak bumi adalah hasil proses alami berupa hidrokarbon yang dalam kondisi tekanan dan temperatur berupa fasa cair atau padat. Definisi lain yang diambil dari UU No 22 tahun 2001, mereka mengatakan bahwa Bahan Bakar Minyak adalah bahan bakar yang berasal dan/atau diolah dari Minyak Bumi.

Prediksi Kenaikan Harga BBM

Pada tanggal 12 Agustus 2022, Menteri Investasi atau Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Bahlil Lahadalia memberikan sebuah prediksi dimana akan ada kenaikan harga minyak dalam waktu yang dekat. Ini dapat didukung dari data yang sudah diberikan, yaitu harga minyak dunia juga sedang melonjak tinggi saat ini, yakni di level 100 dollar AS per barel. Selebihnya, harga minyak di APBN Indonesia saat itu dapat mencapai 63 dollar AS sampai 70 dollar AS per barel. Selain itu, sekarang harga minyak dunia rata-rata dari Januari sampai dengan bulan Juli itu 105 dollar AS per barel. Oleh karena ini, APBN mengalami pembengkakan karena harus menanggung beban subsidi BBM hingga 600 triliun. Dengan ini, menurut Ekonom UGM, Eddy Junarsin, mengungkapkan bahwa pemerintahan kemungkinan besar akan menaikan harga BBM agar dapat menurunkan subsidi BBM. Menurut Eddy, saat ini pemerintah sudah mengeluarkan sekitar Rp 580 triliun untuk melakukan subsidi BBM dari yang semula hanya berkisar Rp 90 triliun. Namun, jika pemerintah menaikan harga BBM dalam waktu dekat, ini dapat menyebabkan efek spiral yang besar pada bidang barang dan jasa karena BBM digunakan juga di bidang tersebut yang pastinya akan terkena dampak dari kenaikan harganya. Diprediksikan jika pemerintahan menaikan harga BBM, hal ini dapat menyebabkan berbagai dampak buruk bagi Indonesia yaitu naiknya inflasi atau harga barang dan dapat membuat tingkat pengangguran turut meningkat. Menurut Eddy, jika kondisi tidak berubah atau semakin parah, diperkirakan pemerintah Indonesia akan mulai menaikan harga BBM pada awal Januari 2023. 

Menurut Kementerian Keuangan Republik Indonesia, Sri Mulyani, mengungkapkan bahwa kenaikan harga BBM Solar dan Pertalite akan terus naik sampai dengan US$105/barel pada akhir tahun. Selain itu, Total subsidi dan kompensasi berdasarkan Perpres 98/2022 nilainya mencapai Rp 502,4 triliun. Angka ini naik sekitar tiga kali lipat lebih dari subsidi dan kompensasi awal yang hanya Rp 152,5 triliun. Menurut Sri Mulyani, anggaran sebesar Rp 502,4 triliun dapat dipakai untuk membiayai pembangunan dan kebutuhan lainnya untuk masyarakat yang luas. Maka, kebijakan subsidi dan kompensasi sebaiknya disesuaikan agar APBN dapat memberikan manfaat lebih lagi ke masyarakat. 

Kebijakan Pemerintahan 

Menteri ESDM, Arifin Tasrif, mengungkapkan bahwa harga BBM resmi mengalami kenaikan pada tanggal 3 September 2022. Pertamina resmi mengeluarkan harga-harga minyak BBM yang baru, yakni Pertalite dari Rp 7,650/L menjadi Rp 10,000/L, Pertamax Solar subsidi dari Rp 5,150/L mejadi Rp 6,800/L, dan Pertamax solar non-subsidi dari Rp. 12,500/L menjadi Rp. 14,500/L. 

Pada akhirnya, Pemerintah Indonesia telah mengambil keputusan untuk melakukan penyesuaian harga bahan bakar minyak (BBM) dengan menaikan harga tersebut. Presiden Jokowi mengatakan bahwa pemerintah telah melakukan berbagai upaya untuk menahan harga BBM naik. Namun, Jokowi menegaskan bahwa situasi memang tidak ada jalan keluarnya karena negara sudah menanggung beban subsidi yang sangat berat dimana subsidi naik tiga kali lipat. Dengan itu, pemerintah membuat keputusan sulit dengan menaikan harga BBM. Pada konferensi pers yang diadakan pada Istana Merdeka, Jakarta, Sabtu (3/9/2022), Jokowi mengatakan bahwa harga-harga dari berbagai jenis BBM yang telah mendapatkan subsidi akan disesuaikan kembali dan dialihkan ke masyarakat yang membutuhkan bantuan anggaran sehingga lebih tepat sasaran. Bantuan yang diberikan adalah Bantuan Langsung Tunai BBM sebesar Rp. 12,4 triliun yang dibagikan kepada 20.65 juta penduduk kurang mampu. Pemerintah Indonesia juga sudah menyiapkan anggaran sebesar Rp.9,6 trilliun bagi 16 juta pekerja dalam bentuk bantuan subsidi sebesar Rp. 600 ribu. Untuk bantuan angkutan umum seperti ojek online dan nelayan juga sudah diberikan bantuan anggaran dengan pemberian 2% dana transfer sebesar 2,17 triliun. 

Dampak Kenaikan Harga BBM

Dampak dari kenaikan harga BBM dapat digambarkan seperti seseorang yang terkunci dalam kamar dengan sebuah harimau. Apapun yang seseorang itu melakukan untuk mencoba keluar dari kamar untuk menyelamatkan diri, tidak akan berhasil dan akan selalu ditangkap oleh harimaunya. 

Sama seperti Indonesia, mereka tidak dapat melarikan diri dari kenaikan harga BBM dan akan selalu tertangkap dalam krisisnya. Pemerintah sudah melalukan berbagai upaya untuk tidak menaikannya tetapi hal itu tidak berhasil. Dari kenaikan harga BBM, akan memicu berbagai dampak negatif seperti kenaikan biaya produksi dan inflasi yang akan mengancam berbagai sektor, terutama sektor transportasi dan perekonomian negara. Tidak hanya itu, masyarakat Indonesia juga akan merasakan dampak besar terhadap kehidupan mereka. Menurut Achmad Nur Hidayat, Pakar Kebijakan Publik Narasi Institute, dengan adanya kenaikan harga BBM, akan memicu kenaikan harga bahan pangan dan kebutuhan masyarakat lainnya dan ini dapat memicu peningkatan angka pengangguran, menurunnya kesejahteraan masyarakat, dan sebagainya. Walaupun pemerintahan sudah memberikan bantuan dana melalui subsidi, bantuan tersebut tidak akan menutupi biaya yang diperlukan untuk kebutuhan rumah tangga dan bahan-bahan pokok lainnya yang sedang mengalami inflasi pada waktu yang sama.

Bagaimana Kedepannya?

Semakin naiknya harga BBM, Indonesia akan perlahan merasakan ancaman terhadap sektor perekonomian dan transportasi. Beberapa hal pastinya akan terjadi jika harga BBM semakin naik, salah satunya adalah inflasi. Dengan adanya kenaikan harga BBM, Irman Faiz, seorang analisis makroekonomi Bank Danamon Indonesia, memprediksikan akan terjadi kenaikan inflasi pada akhir tahun yang melesat. Menurutnya, Inflasi umum dapat meningkat ke 6,1% pada akhir 2022 dan akan terus meningkat, terutama pada awal 2023 yang diperkirakan akan mencapai 7.4%. Dengan adanya inflasi, nilai mata uang rupiah akan menurun, sedangkan harga BBM pastinya akan naik untuk menyesuaikan sektor perekonomian negara dengan inflasi yang terjadi. Kenaikan harga BBM juga memicu kenaikan tarif transportasi umum.  Menurut Ketua Umum Organda, Adrianto Djokosoetono, sebagai imbas penyesuaian harga BBM, maka tarif transportasi umum juga dinaikkan dari 5% sampai dengan 15% dan akan terus menaik pada tahun-tahun kedepannya. 

Apa Solusinya?

Oleh karena itu, sebagai masyarakat Indonesia, kami harus menemukan berbagai solusi atau alternatif untuk membantu negara dan diri kami dalam krisis kenaikan harga BBM agar sistem perekonomian Indonesia akan terus stabil dan menaik untuk kedepannya. Hal yang kami dapat lakukan adalah : 

1. Memaksimalkan jumlah penumpang dalam satu kendaraan. 

Solusi ini dapat mengurangi pengeluaran harga bensin karena hanya menggunakan 1 kendaraan, bahkan biaya pengeluaran dapat ditanggung bersama-sama untuk memaksimalkan pengeluaran yang hemat. Contoh dari solusi ini yang sudah diterapkan oleh berbagai negara adalah carpooling.  

2.   Mengurangi pengeluaran konsumtif dengan membiasakan budaya hemat. 

Berhubungan dengan kenaikan harga BBM, dampak dari masalah ini menyebabkan biaya rumah tangga dan bahan-bahan pokok untuk menaik. Oleh karena itu, dengan mengubah gaya hidup yang mengeluarkan uang sepenuh-penuhnya, kami harus membiasakan diri untuk menerapakan budaya hemat dalam kehidupan sehari-hari seperti memasak sendiri, mengurangi jajan, membiasakan diri untuk investasi, dan sebagainya.

 Kesimpulan

Prediksi kenaikan harga BBM muncul sebagai kenyataan dan mimpi buruk bagi pemerintah Indonesia. Hal ini menyebabkan berbagai dampak negatif, terutama pada sektor perekonomian dan tranportasi negara. Selain itu, masyarakat Indonesia juga merasakan dampak dari krisis ini dengan kenaikan harga bahan-bahan pokok dan kebutuhan masyarakat yang secara tidak langsung muncul dari kenaikan harga BBM. Oleh karena itu, masalah ini perlu perhatian dan kesadaran dari masyarakat serta kerjasama untuk menangani krisis ini agar sistem perekonomian Indonesia dapat mengalami kestabilitasan dan pertumbuhan ekonomi yang lebih baik lagi untuk kedepannya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun