SALINITAS
Kadar salinitas berpengaruh terhadap kelulushidupan larva, perkembangan larva, serta prose fisiologis yang terjadi pada Bivalvia. Salinitas yang baik untuk kerang lumpur berkisar antara 18-30%. Kadar salinitas dapat berbeda-beda bergantung pada pola sirkulasi air, penguapan, curah hujan, dan aliran sungai.
ARUS/PASANG SURUT
Pergerakan air yang cukup lambat didaerah berlumpur menyebabkan partikel - partikel halus mengendap dan detritus melimpah. Hal tersebut juga yang menyebabkan cara makan bivalvia dengan filter feeding. Adapun pasang surut menyebabkan daerah berlumpur menjadi kering dan organisme akan terpapar udara secara periodik. Jika Bivalvia terkena udara yang terlalu lama, kesempatan perolehan makanan akan semakin kecil dan mengalami kekeringan yang berujung pada kematian.
OKSIGEN TERLARUT
Kandungan oksigen terlarut di substrat berlumpur sekitar 1.00 - 2,00 ppm. Bivalvia dapat bertahan hidup pada kondisi oksigen yang rendah contohnya pada Osteridae. Saat terjadi pasang surut mereka akan menutup cangkang dan melakukan respirasi anaerob karena kadar oksigen yang rendah.
pH
Sebagian besar biota akuatik sensitif terhadap perubahan pH dan menyukai nilai pH sekitar 7-8,5. Menurut Pennak (1978), pH yang mendukung kehidupan moluska berkisar antara 5,7-8,4. Perubahan pH pada perairan laut biasanya sangat kecil karena adanya turbulensi massa air yang selalu menstabilkan kondisi perairan.
Contoh Pelecypoda yang hidup di habitat pantai berlumpur:
1. Â Anadara cuneata