Yogyakarta atau Jogjakarta atau Jogja tidak akan pernah terlupakan dan terhapus dalam memori bagi setiap orang yang pernah singgah di kota ini setidaknya bagi saya pribadi. Dengan tujuan untuk menimba ilmu di kota dengan berbagai macam julukan seperti Kota pendidikan, Kota Seni dan Budaya, Kota Pelajar, Kota Gudeg, atau kota yang tidak dapat mendengar (Itu BUDEK!), Kota Sepeda (sekarang sepertinya harus ditambah dengan kata motor), dan lain2, saya pun menginjakkan kaki pertama kali di Jogjakarta atau Jogja sekitar pertengahan tahun 2009. Percaya atau tidak Yogyakarta memberikan sebuah daya tarik sendiri bagi para pendatang, mungkin nuansa yang ditawarkan memang berbeda dengan daerah laen atau boleh kita katakan ada nuansa unik di yogyakarta. MALIOBORO, masih menjadi tempat menarik bagi saya pecinta barang etnik dan unik. Kalau barang-barang ASEMKA ( Pasar pernak-penik di daerah Kota, Jakarta ) terus terang saya saya kurang suka hehe. Dengan semangatnya saya bersama teman saya menuju Malioboro. Dengan senang hati teman saya menemani mengantar saya dengan motornya menuju Mirota Batik. Di tempat itu, komplit plit menyediakan pernak-pernik unik ( asesoris, gantungan kunci, dompet,hiasan dinding,asbak dsb), kain dan baju batik, wayang, lukisan bahkan benda-benda kuno. Selain itu, pada sudut tertentu dan rak di pasangbeberapa kuntum bunga bahkan ada yang di tambah dupa. Wah bau dupa ini yang bikin saya rada mabok, bunga sih saya suka hehe. Menurut penjelasan seorang pegawai yang sedang sibuk memasang bunga, bunga-bunga itu bukan sesaji tetapi hanya sebagai ciri khas toko tersebut
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H