Mohon tunggu...
Elan Priananda
Elan Priananda Mohon Tunggu... -

Hanya perangkai kata, mencoba mengutarakan isi kepala melalui bahasa yang menjamah rasa... Journalism - Communication Program of Faculty of Social and Political Science Universitas Atma Jaya Yogyakarta (elanpriananda11@gmail.com)

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Menilik Kembali Media Baru yang Digandrungi

26 Februari 2016   08:34 Diperbarui: 28 Februari 2016   21:41 192
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="studiogaus.com-img-intro.png"][/caption]

Media sosial merupakan hal yang saat ini paling dekat dengan keseharian kita. Akses yang mudah dan koneksi Internet pada masa ini yang semakin terjangkau banyak orang memunculkan sebuah fenomena yang saat ini digandrungi dengan apa yang disebut dengan New Media atau Media Baru. Dengan adanya kemajuan teknologi yang ada saat ini, perkembangan semakin maju yang selalu menuntut masyarakat selalu mengikutinya karena tidak mau ketinggalan zaman, ini merupakan inovasi yang di sebut Media Baru dalam perkembangannya.

Saat ini media telah bertransformasi dengan segala macam bentuk kemudahan yang membuat masyarakat semakin familiar dan setiap hari mengikuti perkembangannya. Namun, apa sebenarnya yang disebut dengan media baru? Apakah pemahaman kita sudah mampu memahaminya dengan baik? Mari kita coba menilik kembali keberadaannya!

Tak dapat dihindari lagi bahwa telah terdapat banyak fasilitas yang ditawarkan pada kita dalam mengakses media, melalui berbagai macam bentuk dan cara yang ada. Dalam memikirkan istilah tersebut, berbagai cara pun juga ditempuh untuk dapat menemukan jawabannya. Memahami sesungguhnya mengenai apa sebenarnya media baru. Bila disebut New Media apa sebenarnya esensi yang memengaruhinya?

Jika kita dapat menyebutnya dengan istilah Media Baru, bagaimana dengan yang lama? Sejauh apa jarak yang pada akhirnya tercipta untuk memisahkan antara yang ‘baru’ dan ‘lama’? Terdapat jarak pemisah antara keduanya, hal tersebut disebabkan oleh media yang telah banyak mengalami perubahan bentuk. Sesuai dengan yang kita alami saat ini, banyak sekali perubahan yang selalu muncul dan kita membuat kita larut dan tanpa kita sadari, mengikuti begitu saja perkembangan yang selalu ada.

Istilah 'media baru' muncul melihat perkembangan yang cukup pesat dari tahun 1980-an. Dalam dunia media dan komunikasi mulai terlihat perbedaan ini, hal itu pun tidak terbatas pada satu sektor saja. Pada kasus tersebut di masa itu, kita bisa melihat dari berkembangnya dunia percetakan, fotografi, televisi, dan telekomunikasi. Tentu saja, media seperti itulah yang telah terus-menerus mengalami perubahan dalam hal teknologi. Bagaimana kita lihat saat ini, semakin canggih perkembangan dalam dunia tersebut. Pembeda dari adanya istilah media baru yang kita kenal memiliki beberapa karakteristik, diantaranya:

  1. Digitality, hal ini membedakan dengan sistem analog yang sebelumnya ada. Data yang ada dalam media baru merupakan kombinasi biner yang terdiri dari angka 1 dan 0. Digital Dalam digital, semua input data diubah ke dalam bentuk angka-angka. Dalam ranah komunikasi, data yang dimaksud seperti cahaya, atau suara, atau representasi ruang yang telah disandikan dalam ‘cultural form’. Kesemuanya itu diolah dan disimpan sebagai angka dan bentuknya dapat dikeluarkan kembali menggunakan online source, digital disk, drive memory.
  2. Interactivity, memungkinkan para users dapat memberikan umpan balik. Pergeseran fungsi media pun terjadi dari yang sebelumnya satu arah menjadi dua arah. Pengguna mampu lebih aktif dengan pergeseran fungsi yang terjadi, umpan balik dapat disampaikan melalui e-mail, kolom komentar, maupun fitur lain yang disediakan oleh media terkait.
  3. Hypertextual, Hyper berasal dari bahasa Yunani yang berarti di atas (above), di balik (beyond), di luar (outside) oleh karenanya hypertext didiskripsikan sebagai teks yang menyediakan jaringan dari link-link teks lain yang berada di luar, di atas, dibalik teks itu sendiri. Hal ini memungkinkan para pengakses memiliki kekayaan informasi yang lebih karena referensi yang disajikan mengambil dari berbagai sumber terkait.
  4. Virtuality, realitas virtual adalah lingkungan yang dibangun dengan grafis komputer dan video digital di mana users memiliki interaksi. Selain itu, istilah ini mengenai ruang di mana partisipan dalam bentuk online merasakan menjadi dirinya sendiri.
  5. Simulated, merupakan representasi realita yang disajikan untuk memberikan gambaran pada pengguna. Sekaligus memberikan ruang untuk mendapatkan situasi layaknya realita yang ada.
  6. Networked, merupakan jaringan komputer yang dibangun untuk dapat menghubungkan para pengguna untuk melakukan akses pada jaringan komputer yang saling terhubung satu sama lain.

 

[caption caption="prremedial-files-wordpress-com-2013-10-all-software-social.jpg"]

[/caption]

 

Televisi pun semakin mengalami kemajuan dengan penyempurnaan dan inovasi yang selalu ditawarkan, entah sistem yang semakin maju, maupun secara virtual dalam pemrograman dan kualitas tayangan gambar yang semakin baik. Sama halnya dengan telekomunikasi, semakin maju dan mendekatkan masyarakat melalui berbagai jaringan. Berita yang dulu hanya bisa dibaca dan dinikmati melalui cetak, saat ini mampu selalu muncul dalam perangkat bergerak dan semakin menarik untuk dikonsumsi dengan tambahan berbagai konten dan fitur yang memanjakan para pembacanya. Tidak hanya membaca, bahkan semakin dalam informasi yang diberikan melalui kekayaan tautan gambar maupun video yang disajikan.

Perombakan lembaga dan budaya dalam melakukan akses perubahan atau pembangunan pun mau tak mau harus turut mengikuti. Secara lebih luas, yang terjadi dari perubahan sosial dan budaya berdampak pada adaptasi masyarakatnya. Sehingga yang diperlukan adalah bagaimana menjadi lebih bijak menggunakannya dan menjadikan masyarakat mampu memahami dengan baik dan berharap dampak secara positif yang dapat dirasakan.

Saat ini, bahkan anda bisa membaca tulisan ini adalah karena adanya perkembangan yang memunculkan budaya baru melalui citizen journalism. Media sebelumnya yang sangat manjur dalam merangkul keseluruhan masyarakat dari berbagai golongan yaitu televisi tidak lagi menjadi satu-satunya dalam mencekoki masyarakat dengan informasi. Bukan hanya sekadar terpaku pada batas produsen media dan juga audiens, saat ini masyarakat sudah dapat ikut berperan aktif melalui jejaring yang memungkinkan mereka untuk memberikan umpan balik atas informasi yang didapatkannya.

Terdapat perubahan fungsi dari masing-masing dan menjadikan komunikasi menjadi semakin berkembang dan mengalami perubahan yang signifikan. Untuk itu banyak sekali adaptasi atau perubahan yang dilakukan, dalam segi produksi, ditribusi, maupun konsumsi media yang menjadikannya kompleks. Tak terbatas hanya istilah ‘lama’ dan ‘baru’.

‘New’ dalam New Media merupakan bukti bahwa nilai sejarah sangatlah penting dengan menarik kembali apa saja yang telah mengalami perubahan. Sebagian para peneliti beranggapan bahwa New Media dikatakan sebagai ‘postmodern’ media. Maksud dari postmodern media adalah media yang muncul disalurkan kepada perkembangan seperangkat sosio-kultur .

Pergeseran dari modernitas ke postmodernitas yang berarti sesuatu hal untuk diperebutkan, tetapi secara luas diupayakan untuk mengkarakterisasi perubahan mendalam dan struktural dalam masyarakat dan ekonomi yang pernah dari tahun 1960-an dan seterusnya. Dengan adanya perubahan budaya korelatif, melalui pergeseran estetika dan ekonomi, media baru biasanya dilihat sebagai penanda kunci perubahan. Sejatinya kemunculan New Media sebenarnya telah banyak mempertentangkan teori-teori media yang pernah ada (misal: Mc Luhan dan Williams). Namun di sisi lain, perdebatan yang ada itulah menjadikan pembeda tentang kebaruan yang ada.

 

Sumber:

Lister, M., Dovey, J., Giddings, S., et. al. (2009). New Media: a critical introduction second edition. New York: Routledge 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun