Pancasila
.Sila artinya asas atau dasar , dan diatas kelima dasar itulah kita mendirikan Negara Indonesia ,kekal dan abadi.”
Weltanshaung yang dimaksud oleh Bung Karno adalah Pandangan hidup dari sebuah bangsa dan Negara, Sebagai Dasar Filsafat Kehidupan sebuah bangsa. Weltanschaung juga bukan sebagai Dharma atau kewajiban, sehingga bukan dinamakan Pancadharma, melainkan Pancasila. Sila yang berarti asas atau dasar dan diatas kelima dasar itulah Negara kesatuan Republik Indonesia.
Dari sejak awal , Ir Soekarno menganggap Pancasila sebagai Dasar atau Fondasi berdirinya sebuah Rumah besar Negara Republik Indonesia, yang didalamnya menaungi berbagai macam suku dan agama. Pancasila bukan sebagai salah satu Tiang atau pilar seperti yang dimaksudkan UU No2 th 2011, Pancasila sebagai fondasi tempat berdirinya tiang (Pilar) dan merupakan landasan hidup bernegara di NKRI.
Berdasarkan pada Makna historis dari Pancasila sebagai Landasan dasar Bernegara, maka tidak heran Mahkamah Konstitusi pada tgl 3 April 2014 membatalkan UU No.2 pasal 34 ayat 3 (b), th 2011 dan menyatakan UU No.2 tersebut bertentangan dengan Pembukaan UUD 1945, alinea ke-4 seta menyebabkan ketidak pastian hukum. Selanjutnya MK juga menyatakan Pancasila sebagai falsafah dan ideologi bangsa tidak seharusnya ditempatkan sebagai pilar kebangsaan dan mendudukkan Pancasila secara sejajar dengan UUD 1945, Bhinekka Tunggal Ika dan NKRI dalam 4 pilar kebangsaan.
Tapi entah bagaimana, keputusan MK seolah-olah dianggap angin lalu oleh MPR periode sekarang (2014 – 2019 ) , MPR tetap melakukan sosialisasi ke masyarakat. Yang terakhir dilakukan oleh ketua MPR Zulkifli Hasan di Balai Muhammadiyah Surakarta (10 Mei 2016 ), atas kerjasama Setjend MPR dengan pimpinan daerah Muhammadiyah kota Surakarta.
Dengan Momentum Hari Kelahiran Pancasila 1 Juni, Penulis berharap semua pihak atau lembaga Tinggi atau tertinggi Negara menghormati keputusan MK th 2014 dan mengingat kembali Kedudukan Pancasila sebagai Dasar atau Fondasi dan Landasan untuk Hidup bernegara sesuai cita-cita Pendiri Bangsa Indonesia, Ir Soekarno.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H