Mohon tunggu...
Elang Nusantara
Elang Nusantara Mohon Tunggu... -

Wiraswastawan, Nasionalis, Sukarnois, dan penggemar olah spiritual sejak kecil.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

KEJAWEN, ISLAM DAN AGAMA

6 Januari 2011   20:20 Diperbarui: 26 Juni 2015   09:53 5286
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Kedua, orang Jawa juga percaya adanya kehidupan lain di luar kehidupan di dunia ini, hal-hal gaib yang berada di luar diri.

Ketiga, orang-orang Kejawen percaya dan sangat menghargai arwah para  leluhur, sehingga sering dalam waktu-waktu tertentu mengadakan ritual-ritual khusus dalam rangka menghormati dan menghargai para leluhur.

Dari situlah awalnya, hingga kemudian muncul istilah nrima ing pandum, menerima kehendakNya, setelah sebelumnya menemukan sendiri pandum tersebut. Jadi kata nrima ing pandum ini sebenarnya bersifat aktif progresifbukan pasif. Aktif progresif, menemukan dahulu pandumnya, jika memang sudah ketemu dan pandum tersebut memang menunjukkan demikian, barulah mau nrima.

Selain itu, ada inti ajaran Kejawen adalah hamemayu hayuning bawana, dan ajaran ini telah dimuat dalam Kakawin Arjuna Wiwaha (Mpu Kanwa, 1032). Menjelaskan ajaran ini, Mpu Kanwa menggambarkan tugas pimpinan adalah untuk berbuat jasa memperbaiki dan memakmurkan dunia seperti dinyatakan dalam Pupuh V bait 4-5. Sunan Pakubuwana IX (1861 – 1893) menggubah bait tersebut dalam Serat Wiwaha Jarwa menjadi “amayu jagad puniki kang parahita, tegesé parahita nenggih angécani manahing lyan wong sanagari puniki”. (Melindungi dunia ini dan menjaga kelestarian parahita, arti parahita ialah menyenangkan hati orang lain di seluruh negeri ini.)

Tugas hidup amemayu hayuning bawana oleh Ki Ageng Suryamentaram dan Ki Hajar Dewantara dikembangkan menjadi mahayu hayuning sarira, mahayu hayuning bangsa, mahayu hayuning bawana (memelihara dan melindungi keselamatan pribadi, bangsa, dan dunia).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun