Lalu apa saja trik, intrik dan inkonsistensi politik SBY tersebut?Â
Gede Pasek Suardika salah seorang mantan petinggi Partai Demokrat, melalui akun twitternya mengatakan, SBY adalah orang yang tidak konsisten dengan ucapannya. Pada KLB 2013, pihaknya berada di kubu Anas Urbaningrum. Saat itu, SBY meminta dukungannya agar bisa jadi ketum partai dan menjanjikan akan mengakomodir para loyalis Anas untuk duduk di kepengurusan pusat. Namun, apa yang dijanjikannya itu tidak terbukti. Tidak ada satu orang pun loyalis Anas yang dipercaya jadi pengurus.
Jhoni Allen Marbun, mengatakan demi mendapatkan kursi ketum partai, SBY langsung membentuk presidium penyelamatan partai yang diketuai olehnya sendiri, dengan dalih Anas tengah terjerat kasus hukum. Padahal, kala itu status Anas belum menjadi tersangka. Trik ini sukses besar. SBY terpilih jadi Ketua Umum Partai Demokrat pada KLB 2013.
Terbaru, ada pengakuan dari mantan Sekjen Partai Demokrat, Marzuki Alie. Demi memuluskan langkahnya menjadi ketum partai, SBY meminta Marzuki untuk tidak mencalonkan diri. Padahal peluang dia menjadi pimpinan tertinggi Partai Demokrat sangat besar, karena telah didukung lebih dari 55 persen pemilik suara. Tidak hanya itu, mantan Ketua DPR RI ini punya modal cukup besar mengingat pada kongres pemilihan ketua umum 2010, dia menempati urutan kedua setelah Anas.Â
Marzuki pun tidak keberatan, karena SBY berjanji hanya akan menjabat dua tahun saja. Artinya hanya meneruskan sisa jabatan yang dilepas Anas Urbaningrum hingga tahun 2015. Namun, lagi-lagi SBY ingkar janji. Pada Kongres 2015, SBY kembali maju dan terpilih jadi Ketua Umum Partai Demokrat periode 2015-2020.
"Memang benar dilobi SBY. Pak SBY jelas mau maju, kalau bapak mau maju ya sudah, kader-kader yang saya konsolidasikan ini saya arahkan. Memang betul mau maju, janjinya cuma 2 tahun. Ya, saya mundur," kata Marzuki. Dikutip dari CNN Indonesia.Â
Masih dikutip dari CNN Indonesia, Marzuki mengetahui SBY mau maju dari Jhoni Allen.
"Jhoni Allen minta saya untuk tidak meneruskan maju. Bahwa pak SBY ingin menggantikan Anas 2 tahun saja. Mengantarkan hingga di Kongres 2015," kata Marzuki.Â
Marzuki menanyakan kabar itu langsung ke SBY. Dalam kesempatan itu SBY mengkonfirmasi soal keinginan maju sebagai calon ketua umum. Marzuki pun legowo. Ia mengundurkan diri sebagai kandidat calon ketua umum Demokrat di KLB 2013 demi alasan kebaikan bersama. Marzuki mundur, namun tetap memegang janji SBY yang ingin menjabat hanya sampai Kongres 2015.
Namun, Marzuki kembali harus kecewa dan mundur kembali dari pencalonan karena ternyata SBY masih belum rela melepaskan jabatannya tersebut.
Dari sini bisa kita lihat, SBY ingin menjadikan Partai Demokrat yang terbuka menjadi sebuah partai keluarga. Buktinya, saat masa jabatan SBY sebagai ketua umum habis pada tahun 2020, tidak rela jabatan tertinggi partai dikendalikan pihak luar. Maka, dengan segala upayanya, jabatan ketua umum partai turun ke AHY.