Mohon tunggu...
Elang Salamina
Elang Salamina Mohon Tunggu... Petani - Serabutan

Ikuti kata hati. Itu saja...!

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Setelah Mega, Giliran Ganjar Jadi Sasaran Tembak

9 Februari 2021   23:48 Diperbarui: 10 Februari 2021   00:03 446
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


BEBERAPA waktu lalu, beredar foto soal ujian sekolah yang mencantumkan nama Anies dan Mega yang diduga merujuk pada Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dan Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri. Dalam soal itu, Anies dan Mega disandingkan dengan soal terkait perilaku amanah. 

Ada dua soal ujian dengan jawaban pilihan ganda. Pada soal pertama, disebutkan bahwa Anies sebagai Gubernur DKI Jakarta tak menggunakan jabatan untuk memperkaya diri, melainkan untuk menolong rakyat. 

Siswa diminta menjawab sifat apa yang ditunjukkan oleh Anies itu. Lalu pada soal lainnya, disebutkan bahwa Anies kerap diejek Mega, namun Anies tak pernah marah. 

Memang kedua nama yang menyerupai tokoh-tokoh politik nasional tersebut di atas bakal bisa dengan mudah dimentahkan oleh penulisnya. Bisa saja, nama Anies dan Mega yang ada pada lembar soal tersebut hanyalah tokoh fiktif belaka. Tidak ada korelasinya dengan Anies Baswedan maupun Megawati Soekarnoputri. 

Meski demikian, saat lembar soal tersebut beredar, menimbulkan persepsi berbeda di ranah publik. Ada yang menghubungkan, bahwa hal itu dilakukan dengan sengaja. Tujuannya adalah politik. Dalam hal ini, si pembuat soal seolah ingin menimbulkan kesan di masyarakat bahwa sifat Anies Baswedan merupakan sosok protagonis. Sedangkan Megawati sosok yang antagonis. 

Cukup beralasan bila ada pihak yang menghubungkan hal itu dengan politik, mengingat tensi politik di tanah air dalam beberapa waktu terakhir lumayan memanas. Khususnya terkait Pilpres 2024. Anies Baswedan dan Megawati sebagaimana kita ketahui berada dalam kubu yang bersebrangan. Dan, masing-masing memiliki kepentingan pada ajang suksesi kepemimpinan nasional tersebut. 

Megawati seperti diketahui berada di pihak penguasa. Bahkan, putri Presiden Sukarno ini bisa disebut sebagai pimpinan koalisi partai pemerintah. Sementara Anies, meskipun menjabat sebagai kepala daerah yang berada dalam lingkaran pemerintahan, selalu dikait-kaitkan dengan kubu oposisi. Terlebih, saat Pilgub DKI Jakarta 2017 lalu, dia didukung oleh dua partai oposisi yang cukup kuat membentur pemerintah pusat kala itu, yakni Partai Gerindra dan PKS. Hanya, belakangan partai Gerindra lebih memilih bergabung dengan penguasa, meninggalkan PKS. 

Timbul kesan, lembaran soal yang menyertakan nama Anies dan Mega tersebut sebenarnya bentuk propaganda dan promosi tersembunyi dari pihak penulis untuk melambungkan nama Gubernur DKI Jakarta agar senantiasa mendapat simpati publik. Di lain sisi, ingin menyerang atau mendeskriditkan Mega. Bisa jadi, itu dilakukan oleh kehendak pribadi atau pesanan dari kelompok tertentu. Wallahualam Bhishawab. 

Beritahits
Beritahits
Belum juga masalah lembar soal Anies-Mega mereda betul, baru-baru ini muncul kembali lembaran soal mata pelajaran agama islam terbitan "Tiga Serangkai" yang mencatut nama Ganjar. Lembaran soal ini menjadi ramai karena ada warganet yang mengaitkan nama di soal itu dengan Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo. Warganet tersebut merasa aneh dan tidak terima karena nama Ganjar identik dengan nama Gubernur Jawa Tengah, idolanya. 

"Bagi saya ini ada keanehan, kayak sistematis dan terstruktur. Pak Ganjar piye-piye (gimana pun) ya identik dengan Gubernur Jateng idolaku. Ora trimo aku rek, Pak Ganjar dielek-elek (Gak terima aku Pak Ganjar dijelek-jelekkan," tulis pengunggah foto soal itu. Dikutip dari Kumparan.com. 

Yang membuat akun tersebut tak terima adalah bunyi dari soal tersebut yang menyebutkan Ganjar tidak pernah bersyukur. Dalam unggahan itu tertulis: 

Meskipun sudah mendapatkan rezeki yang banyak, Pak Ganjar tidak pernah bersyukur. Sebagai orang Islam, ia pun tidak pernah melaksanakan salat. Pak Ganjar termasuk orang yang .... 

a. beruntung 

b. beriman 

c. bangkrut 

d. rugi. 

Masih dikutip dari Kumparan.com, Ganjar Pranowo hanya meminta pembuat soal untuk klarifikasi agar masyarakat tidak berspekulasi. 

"Buku dari Tiga Serangkai itu, ya? Saya sih nanti biar dicek teman-teman untuk klarifikasi dulu saja siapa yang nulis, benar tidak, motifnya apa. Biar tidak jadi keributan," kata Ganjar usai acara hari Pers Nasional di Gradhika Bhakti Praja, Selasa (9/2). 

Bagi penulis, sikap yang diperlihatkan Ganjar cukup bijak. Dia tidak mudah terpancing, dan memutuskan untuk melakukan klarifikasi terlebih dahulu. Namun agak aneh juga, koq bisa si pembuat soal kebetulan mencatut nama-nama politisi tenar tanah air. Misal Anies, Mega dan Ganjar. 

Lebih herannya, dari ketiga nama tersebut, dipecah dalam konotasi yang berbeda. Anies dilambangkan sebagai tokoh yang baik, sementara Mega dan Ganjar sebaliknya. Kebetulannya lagi, dua nama terakhir sama-sama berada dalam kelompok pemerintah. Bahkan keduanya berdiri dalam satu partai yang sama. PDI Perjuangan. 

Kembali ke Ganjar. Nama ini bukanlah nama generik atau biasa dipakai oleh kebanyakan masyarakat Indonesia. Misal, Asep Ujang, Iwan atau Budi. Jadi, wajar saat nama Ganjar muncul, konotasi orang langsung mengarah pada sosok Gubernur Jawa Tengah. 

Bila benar arah tujuan si pembuat soal adalah menjadikan Ganjar Pranowo sebagai sasaran tembak. Penulis rasa, pihak tersebut tentu berasal dari kelompok-kelompok anti pemerintah dan tidak senang terhadap Ganjar. 

Dilihat dari kacamata politik, saat ini Ganjar Pranowo tengah berkibar. Politisi PDI Perjuangan tersebut selalu memuncaki raihan angka elektabilitas dari hasil jajak pendapat beberapa lembaga survei. Ini artinya, pria berambut putih tersebut memiliki peluang besar maju Pilpres 2024 dan sekaligus memenangkannya. 

Nah, boleh jadi hal ini tidak diinginkan lawan politiknya. Makanya, mereka berusaha dengan berbagai upaya menggembosi nama Ganjar Pranowo. Salah satunya dengan menjelekan nama Ganjar dalam sebuah soal mata pelajaran. Harapannya, lambat laun nama ini jadi jeblok dan tidak lagi berkibar dalam jajak pendapat lembaga-lembaga survei. 

Meski begitu, penulis harap analisa receh ini salah. Mudah-mudahan pihak penerbit buku tidak memiliki maksud apapun. Pemilihan nama Ganjar murni berdasarkan hasil random dari mereka, tanpa ada tendensi politik atau pribadi. Begitulah kira-kira.

Salam

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun