Masih dikutip dari Sindonews.com, Jerry menilai, munculnya isu kudeta semakin membuktikan kepemimpinan AHY relatif rapuh dan lemah jika dibandingkan dengan SBY.Â
"Ini bagian kudeta politik, memang pengurus saat ini perlu diantisipasi. Ada banyak contoh terjadi peralihan kekuasaan dari partai-partai yang ada. Kalau AHY digoyang bisa jadi partai ini akan terpecah akan ada dualisme kepemimpinan," ungkapnya.Â
Saya rasa, ribut soal isu kudeta dan mempublikasikannya kepada publik adalah langkah kurang tepat AHY dan Partai Demokrat saat ini. Sebab, hal itu justru makin memperkuat dugaan masyarakat, AHY belum benar-benar kuat mengemban tugas sebagai pemimpin.Â
Bila AHY tangguh, mestinya tidak usah 'curhat' terhadap publik. Bila menemukan permasalahan atau ancaman, lebih baik hadapi dengan tenang dan melakukan konsolidasi di internal partai. Yakinkan pada seluruh kadernya agar tetap kuat dalam menghadapi situasi apapun.Â
Saat dipublikasikan, akhirnya publik malah menilai macam-macam. Mending kalau hasilnya positif, yang ada malah cenderung negatif. AHY dianggap cari perhatian (caper), manuver politik, bahkan ada juga yang menyebut suami Anisa Pohan ini baperan seperti ayahnya, SBY.Â
Nasi telah jadi bubur. Sekarang tinggal bagaimana AHY berpikir jernih agar posisinya tetap aman, dan soliditas partai tetap terjaga. Caranya? berpolitiklah dengan dewasa. Jangan sebentar-bentar curhat, sebentar-bentar baper.Â
Belajarlah dari kasus yang menimpa Tommy Soeharto. Meskipun duit banyak dan pendiri partai. Akan tetapi, karena gaya kepemimpinannya tidak disenangi dan tidak mampu berjaya, akhirnya dikudeta oleh Muchdy PR.Â
Nah, hal ini juga bukan mustahil akan terjadi pada AHY bila dia tidak cepat-cepat belajar. Lambat-laun, Partai Demokrat bisa karam.
Salam
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H