Diketahui, sebelum Partai Gerindra menyatakan sikap, ada delapan partai di gedung parlemen yang telah menyatakan sikap jelas. Delapan partai itu terbelah menjadi dua. Yakni empat kubu pro revisi yang diisi oleh Partai Golkar, Nasdem, PKS dan Demokrat. Dan, empat partai lain yang kontra revisi adalah PDI-P, PKB, PAN dan PPP.Â
Berdasarkan jumlah kursi masing-masing partai di parlemen, jumlah dukungan kedua kubu tersebut di atas terpaut tipis. Kubu pro revisi UU Pemilu berjumlah 248 suara, sedangkan kubu kontra 247.Â
Menilik peta kekuatan, kubu pro revisi UU Pemilu lebih unggul. Namun, situasi ini jadi terbalik, saat Partai Gerindra akhirnya bergabung ke kubu kontra. Dengan demikian, jumlah suara kubu kontra menjadi 325. Hasil ini dari penjumlahan 247 + 78 kursi milik Partai Gerindra.Â
Bila akhirnya Pilkada harus digelar pada tahun 2024, otomatis Pilgub DKI Jakarta pun dengan berat hati mengikuti aturan main. Dan, ini bakal sangat merugikan Anies Baswedan yang digadang-gadang menjadi salah satu kandidat potensial maju Pilpres 2024. Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan ini bakal menganggur dua tahun.Â
Apabila Anies nganggur dan tidak memiliki panggung politik, rasanya sulit mampu berbuat banyak pada Pilpres. Kemungkinan besar elektabilitas dan popularitasnya bakal tergerus. Dengan kata lain, Anies tidak akan seksi lagi untuk dilirik partai politik.Â
Menariknya, karier politik Anies mati justeru diakibatkan sikap Partai Gerindra yang menolak revisi UU Pemilu. Padahal, pada Pilgub DKI Jakarta 2017, Partai Gerindra adalah salah satu partai yang telah membesarkan Anies dengan menjadikannya penguasa ibu kota negara.Â
Itulah politik. Dulu merupakan kawan, tetapi demi sebuah kepentingan lain, berubah jadi lawan.Â
Ya, penyataan sikap Gerindra hari ini jelas merujuk pada kepentingan partainya. Salah satunya adalah memuluskan jalan sang ketua umum, Prabowo Subianto menjadi Presiden RI tahun 2024.Â
Berdasarkan wacana yang berkembang, kuat dugaan bahwa Prabowo Subianto bakal kembali mencalonkan diri pada Pilpres 2024. Wacananya akan menjalin mitra koalisi dengan PDI-P.Â
Bila koalisi ini benar-benar terwujud, Prabowo bisa disebut memiliki peluang besar menuntaskan rasa penasarannya menjadi penguasa tanah air. Sebab, setidaknya yang bakal menjadi lawan berat atau batu sandungan dirinya, yaitu Anies Baswedan tidak akan sekuat sekarang. Bisa jadi, karena kelamaan nganggur, elektabilitas Anies malah tak cukup pantas dicalonkan pada Pilpres 2024.Â
Demikian analisa receh saya. Semoga bermanfaat.Â