Menanggapi konstelasi politik saat itu, saya masih menanggapi wajar. Mungkin, JK masih merasa tenaga dan pikirannya cukup kuat bermain-bermain kembali di ranah politik dengan Anies sebagai jagoannya. Dan, Rizieq dijadikan andalan dari sisi basis dukungan.Â
Namun, apa yang saya tangkap dan dengar, informasi terakhir, konstelasi jadi berubah total. Nama JK malah digadang-gadang masih pantas dan bukan mustahil maju pada pilpres 2024.Â
Memang, tidak ada kata mustahil dalam dunia politik. Apapun bisa terjadi. Termasuk JK nyapres. Apalagi, ada contoh nyata bahwa usia tua bukan halangan untuk seseorang meraih mimpi kekuasaan.Â
Yang teranyar, tentu saja Joe Biden yang baru saja dilantik menjadi Presiden Amerika Serikat (AS). Usia Presiden AS ke-46 tersebut kini telah menginjak 78 tahun. Mundur ke belakang ada nama Mahathir Mohamad. Saat terpilih kembali menjadi Perdana Menteri Malaysia untuk kedua kalinya pada tahun 2018 lalu, usianya  telah menginjak 93 tahun.Â
Nah, bila mengacu pada suksesi dua tokoh di atas, peluang JK nyapres memang terbuka. Apalagi konstitusi tidak mengenal batasan usia. Setiap tokoh atau figur sah-sah saja mencalonkan diri selama mengikuti aturan main.Â
Namun, saya rasa sudah sepantasnya kesempatan memimpin negara dipercayakan pada tokoh-tokoh muda. Pikiran mereka masih fresh, dan diharapkan mampu berinovasi lebih demi kebaikan bangsa, negara dan warga negaranya. Kalaupun JK masih ingin bermain, cukuplah menjadi dalang atau king maker.Â
Hal serupa juga dikatakan Direktur Eksekutif Sudut Demokrasi Riset dan Analisis (SUDRA), Fadhli Harahab. Dikutip dari Sindonews.com, JK lebih cocok menjadi king maker ketimbang peserta pilpres. Mengingat, telah bermunculan banyak kandidat muda yang memiliki elektabilitas dan reputasi bagus.Â
"Peluangnya lebih besar menjadi king maker ketimbang peserta," kata Analis Politik asal UIN Jakarta itu.Â
Menurut Fadhli, masih dikutip dari Sindonews.com, JK bisa mendorong atau menjadi king maker untuk duet Anies Baswedan dan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dengan menarik koalisi partai lain.Â
Berkaca pada opini Fadhli, ada baiknya juga Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto menjalani peran serupa. Jadi king maker Sandiaga Uno misalnya. Dan, Megawati Soekarnoputri coba memilah dan memilih diantara tiga nama potensial. Risma, Ganjar Pranowo dan Puan Maharani.Â
Jika ini terjadi, rasanya Pilpres 2024 akan cukup menarik. Semua pesertanya adalah nama-nama baru. Masyarakat pun kemungkinan besar akan jauh lebih bergairah dalam menggunakan hak pilihnya. Mereka setidaknya akan memiliki harapan bila disuguhkan kandidat-kandidat serba baru.Â