DIANTARA sekian banyak sosok yang kerap membentengi pemerintah dan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dari serangan atau kritik kelompok oposisi, ada dua tokoh yang kerap memperlihatkan kesetiaannya. Mereka adalah Ferdinand Hutahaean dan Denny Siregar.Â
Berdasarkan amatan, Ferdinand dan Denny sangat aktif membela setiap kebijakan pemerintah. Baik itu secara verbal, maupun melalui tarian jari-jarinya di media sosial.Â
Entah sudah berapa banyak postingan atau cuitan Ferdinand dan Denny di akun twitter masing-masing. Yang pasti, setiap ada kelompok-kelompok oposisi yang menyerang atau kritis, mantan kader Partai Demokrat dan pegiat media sosial tersebut selalu tampil paling depan. Tidak hanya membentengi, keduanya tidak segan menyerang balik para pengkritik.Â
Lihat saja, saat pemerintah dan Presiden Jokowi dibombardir kala meloloskan Omnibus Law UU Cipta Kerja dan kemudian membubarkan Ormas Front Pembela Islam (FPI) sekaligus dianggap sebagai organisasi terlarang. Ferdinand dan Denny seolah disibukan dengan menangkis setiap serangan lawan, serta membalikan serangan. Tidak percaya? Silahkan cek di akun twitter keduanya. Jejak digital mereka masih tersimpan dengan baik.Â
Tidak heran, dengan sepak terjangnya tersebut, keduanya layak disejajarkan dengan "benteng" pemerintah dan Presiden Jokowi lainnya. Seperti politisi PDI Perjuangan, Ruhut Sitompul dan tenaga ahli KSP, Ali Mochtar Ngabalin. Diketahui, kedua orang ini juga selalu all out bila sudah membela kebijakan pemerintah.Â
Nah, bila keempat orang tersebut di atas adalah merupakan benteng-benteng pemerintah dan Presiden Jokowi dari kalangan pria. Dari kalangan perempuan pun tidak ketinggalan. Dia adalah politisi Partai Nasdem. Irma Suryani Chaniago.Â
Irma Suryani Chaniago juga tak kalah ganas bila sudah membela kebijakan pemerintah dari para pengkritik. Bahkan, wanita kelahiran Lampung, 6 Oktober 1965 Â kerap meledak-ledak emosinya bila sudah berhadapan dengan lawan debat. Tidak salah, bila dia dianggap sebagai "macan" perempuan Partai Nasdem.Â
Beda dengan Ferdinand, Denny atau Ruhut yang lebih memaksimalkan media sosial saat membela pemerintah atau menyerang para pengkritik. Irma Suryani Chaniago lebih banyak di forum resmi, talk show atau langsung dihadapan awak media massa.Â
Teranyar, Irma Suryani menyentil politisi Partai Gerindra, Fadli Zon. Politisi Partai Nasdem ini mengkritik puisi mantan Wakil Ketua DPR RI, lantaran telah membuat sebuah puisi yang dianggap telah menyudutkan pemerintah. Penuh bully dan caci maki. Menurutnya, puisi Fadli Zon yang berjudul "Negeri di Tepi Jurang" telah basi.Â
Bukan hanya itu, dikutip dari Sindonews.com, Irma pun tak ketinggalan membuat puisi sebagai balasan puisi Fadli Zon. Judulnya "Nyanyian Kodok Bangkong Ditelan Sunyi".
"Kebohongan kebencian kemunafikan terus diproduksi Hanya untuk mempertahankan sebuah kursi," tulis Irma dalam puisinya.Â
"Ya Allah Selamatkan negeri ini Selamatkan rakyat kami dari manusia yang berlindung dibalik SARA dan intoleransi Amin," tutup puisi Irma.Â
Adapun, puisi Fadli Zon yang disentil Irma Suryani tersebut berisi tentang negeri yang sarat masalah, termasuk bencana. Bila ingin mengetahui isi puisi Wakil Ketua Umum Partai Gerindra tersebut, silahkan baca di sini.Â
Bicara Fadli Zon, sepertinya tidak akan pernah habis. Dia memang seorang politisi nyeleneh. Di saat partainya mengabdikan diri terhadap pemerintah, eh yang bersangkutan lain sendiri. Belum bisa move on dari statusnya sebagai pihak oposisi.Â
Salam
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H