JAGAT dunia maya, tepatnya media sosial twitter belum lama ini diriuhkan dengan unggahan bule songong asal Amerika Serikat (AS) yang telah menetap di Bali hampir satu tahun. Kristen Gray.Â
Seperti ramai diberitakan beragam media arus utama tanah air, Gray dengan konyolnya mengunggah video yang isinya mengajak turis-turis asing untuk tinggal di Pulau Dewata. Ini jelas bertentangan dengan kebijakan pemerintah yang dalam beberapa waktu terakhir melarang warga negara asing (WNA) masuk ke Indonesia. Kebijakan ini guna meminimalisir penyebaran pandemi Covid-19, yang diduga kuat muncul varian baru yang jauh lebih berbahaya.Â
Perilaku Gray yang bertentangan dengan kebijakan pemerintah ini jelas koplak. Dia berlaku layaknya seorang Menteri Pariwisata yang tengah mempromosikan indahnya Pulau Bali ke seluruh warga negara asing.Â
Lebih gilanya lagi, Gray yang tinggal bersama pasangannya itu mengaku tidak membayar pajak atas segala penghasilan yang dia peroleh selama menetap di Bali. Diketahui, wanita songong ini membuat tutorial masuk Pulau Dewata melalui media sosialnya @kristentootie. Untuk jasanya ini dia mematok sejumlah harga.Â
Terang saja, atas kelakuannya itu Gray langsung diserang warga net Indonesia. Warga +62 ini seperti biasa paling bisa bila sudah menyerang atau mem-bully pihak-pihak yang tidak disenanginya.
"Buat temen bule Amerika mbak Kristen Gray (@kristentootie) jangan cuma di bali saja. Kalian bisa coba untuk tinggal di Alas Purwo dan Pulau Nusa Kambangan. Disana bisa menghindari pajak dan tidak perlu berjualan ebook buat menyambung hidup. Itu masih Indonesians kok mbak," cuitnya.Â
Sementara, akun @xxtthopejein malah menanyakan tanggal lahir Gray. Dengan maksud ingin menyantetnya, sambil memposting sebuah aplikasi khusus untuk menyantet. Terang saja ini bukan serius. Hanya sekadar iseng sebagai pelampiasan bentuk kekesalannya atas perilaku Gray.Â
Saya rasa kalau dia tinggal di Curug Cipongkor, Gray bisa bebas berbuat seenak hati. Bahkan, jika mau jadi tarzan wanita pun bisa.Â
Kendati demikian, perilaku Kristen Gray yang songong sedikit banyaknya patut diakui bisa mempersatukan kembali warganet tanah air meski untuk sementara waktu. Sebelum kasus Gray muncul, warganet +62, khususnya di media sosial twitter telah terbelah dua. Antara kelompok cebong dengan kampret. Atau, kadrun dengan kelompok nasionalis.Â
Bukan rahasia umum, kelompok-kelompok ini hampir saban hari berseteru membenarkan argumennya masing-masing dan menyerang, merendahkan, menghina hingga tak jarang pula saling ancam.Â
Namun, karena Kristen Gray, semua perbedaan itu seolah sirna. Mereka kompak bersatu demi menjaga atau mempertahankan marwah negaranya yang tidak ingin diinjak-injak oleh warga negara asing.Â
Salut. Ternyata, di balik ketegangan yang terjadi selama ini, masing-masing hati warganet +62, tanpa peduli kelompoknya memliki kecintaan yang sama terhadap negaranya. Indonesia.Â
Semoga, kekompakan seperti ini bisa terus terjalin, agar Negara Indonesia benar-benar kembali ke marwahnya sebagai negara yang aman, damai, tentrem ayem.Â
Sementara untuk Mbak Kristen Gray, lain kali tolong ya congor-nya dijaga. Ini Indonesia loh. Bukan negara anda yang segalanya bisa bebas berbuat. Yuk, kalau mau ke Sumedang, saya antar ke Curug Cipongkor!Â
Salam
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H