Namun, pernyataan Riza Patria ini berhasil digugurkan. Sebab, nyatanya Satpol PP DKI Jakarta berhasil menjaring gelandangan di sekitaran jalan tersebut sekurang-kurangnya 29 orang.Â
Lepas dari segala pro dan kontra, apa yang telah dilakukan Risma di DKI Jakarta harus diakui telah berhasil menyedot perhatian banyak pihak. Dengan begitu, otomatis namanya kian populer di mata penduduk tanah air. Betapa tidak, nama Risma terus menghiasi media massa dan media sosial.Â
Dari sudut pandang politik, keriuhan yang terjadi bakal sangat menguntungkan bagi Risma sendiri. Terlebih, dirinya digadang-gadang bakal dicalonkan menjadi Gubernur DKI Jakarta oleh PDI Perjuangan.Â
Sebagai bakal calon Gubernur DKI Jakarta yang disebut-sebut sebagai etalase Negara Indonesia, popularitas jelas sangat dibutuhkan sebagai modal dalam pencalonan. Dan, Risma lewat aksi blusukannya telah memulai dan mengumpulkan modal tersebut dengan baik.Â
Dikutip dari Sindonews.com, Direktur Eksekutif Lingkar Madani untuk Indonesia (LIMA), Ray Rangkuti menilai, Jakarta tersedia seluruh perangkat yang bisa menaikan popularitas itu.Â
"Satu, media yang begitu banyak berkumpul. Dua, pendukung (Gubernur DKI) Anies yang akan serta merta dengan sukarela melakukan cuitan aktivitas itu. Apalagi aktivitas dimaksud menyinggung kepemimpinan Anies. Akan serta merta pendukung Anies melakukan cuitan," lanjut Ray.Â
Ray mengatakan, semua fasilitas yang ada di Jakarta gratis dan bahkan nyaris tak mengeluarkan biaya. Cukup menaikan emosi pendukung Anies, popularitas akan didapuk. Nadanya negatif. tapi bagi politisi, nada negatif itu urusan kedua. Yang pertama adalah naiknya popularitas. Meraup popularitas itu mahal dan tidak mudah. Tapi bisa gratisan kalau di Jakarta dengan syarat menjadi oposisi Anies.Â
"Jadi, Risma itu meminjam tangan Anies untuk mempopulerkan dirinya. Target tercapai, Risma sekarang blusukan ke daerah lain. Jelang Pilkada, kemungkinan akan blusukan lagi di Jakarta. Dan pendukung Anies akan mem-bully-nya. Tapi itu malah jadi promosi gratis Risma," katanya.Â
Meski, diyakini aksi blusukan Risma ini sesuai dengan keinginan dirinya dan tanpa tendensi apapun, mengingat hal itu menjadi kegiatan hari-harinya saat menjabat Wali Kota Surabaya. Apa yang dikatakan Ray Rangkuti memang ada benarnya.Â
Tanpa disadari oleh siapapun, cuitan-cuitan pihak yang kontra terhadap Risma di media sosial, maupun keriuhan-keriuhan yang terjadi di alam nyata justeru membuat nama Risma semakin populer. Dan, popularitasnya ini didapat tidak harus mengeluarkan biaya banyak.Â
Dengan kata lain, popularitas Risma ini didapat dengan cara yang cerdik. Statusnya yang bersebrangan dengan Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan ternyata bisa dimanfaatkan untuk mendongkrak popularitas.Â