Mohon tunggu...
Elang Salamina
Elang Salamina Mohon Tunggu... Petani - Serabutan

Ikuti kata hati. Itu saja...!

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Risma Diserang, Rocky Gerung, Riza Patria Kalap dan Salah Alamat

10 Januari 2021   13:47 Diperbarui: 10 Januari 2021   14:44 1300
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Temuan Satpol Jakarta Pusat tersebut, jelas telah menjadi jawaban, aksi Risma sama sekali bukan setingan. Yang ada malah para pengkritik yang menyeting logika dan pikirannya demi menutupi rasa malu. 

Dari fakta di atas, setidaknya bisa ditarik kesimpulan bahwa apa yang dilakukan para pengkritik merupakan wujud dari rasa kalap atas gebrakan Risma yang bisa mengancam konstelasi politik tanah air, khususnya DKI Jakarta. Mereka jelas tidak ingin nama Mensos anyar ini semakin melambung dan dekat dengan rakyat, karena kemungkinan besar bakal mengganggu kepentingan politiknya. 

Khusus untuk DKI Jakarta, gubernur dan wakil gubernur hasil usungan dari Partai Gerindra dan PKS. Selain ingin menjaga nama baik, kedua partai ini diyakini ingin melanggengkan kekuasaannya juga. Untuk itu, mereka akan berupaya menguatkan posisi dan melemahkan calon lawan. 

Tak heran bila politisi macam Fadli Zon dan Ahmad Riza Patria dari Partai Gerindra, serta Hidayat Nur Wahid dari PKS ngebet ingin menjatuhkan nama Risma. Sebab, hal ini akan berpotensi meruntuhkan supremasi yang mereka miliki hari ini. Yakni kekuasaan di ibu kota dan potensi melanggengkannya. 

Risma sendiri sejauh ini terus dikaitkan dengan Pilkada DKI Jakarta mendatang. Dia disebut-sebut calon paling kuat yang dimiliki PDI Perjuangan. Bahkan, dia juga dianggap potensial sebagai salah satu calon pada Pilpres 2024. 

Karena Risma politisi PDI Perjuangan, rasanya terlalu pagi dan mungkin salah alamat bila politisi oposisi dan kelompoknya terus-terusan menyerang Risma. Selain belum tentu punya niat mencalonkan, keputusan maju atau tidaknya Risma sepenuhnya menjadi kewenangan ketua umum, Megawati Soekarnoputri. 

Bukan rahasia umum, sistem pemilihan calon di partai berlambang banteng gemuk moncong putih itu merupakan hak prerogatif Megawati. Putri sulung Presiden Sukarno ini benar-benar manjadi veto player di tubuh partainya itu. 

Sebagus apapun Risma, bila Megawati tak merestui, maka dipastikan tidak bisa nyalon dari partainya. 

Salam

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun