Mohon tunggu...
Elang Salamina
Elang Salamina Mohon Tunggu... Petani - Serabutan

Ikuti kata hati. Itu saja...!

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Kasihan, Usaha Fadli Zon Terancam Sia-sia

31 Desember 2020   19:02 Diperbarui: 31 Desember 2020   20:18 1194
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


MASYARAKAT Indonesia yang senang dengan dunia politik tanah air dipastikan bakal sangat mengenal sosok yang bernama Fadli Zon. Dia adalah Anggota DPR RI dari Fraksi Partai Gerindra. 

Diibaratkan dunia politik tanah air ini sebuah film atau drama sinetron, Fadli Zon adalah tokoh antagonis. Perannya kerap membuat gaduh dan keriuhan demi meramaikan suasana. 

Fadli sejauh ini hanya bergabung dengan satu partai. Partai Gerindra. Bahkan, mantan Wakil Ketua DPR RI periode 2014-2019 ini disebut-sebut salah seorang pendirinya. 

Sebagai salah seorang deklarator, sudah barang tentu kecintaannya pada Partai Gerindra tak diragukan. Dia mungkin akan siap menaruhkan apapun demi kebesaran partai. Termasuk diantaranya memainkan peran antagonis. 

Kenapa dia pantas disebut antagonis? Karena sepak terjang dia selama ini kerap membuat gaduh dan riuh ranah politik tanah air. Khususnya, doyan menyerang dan mengkritisi segala kebijakan Presiden Jokowi dan pemerintahannya. 

Dalam pandangan Fadli, sepertinya tidak ada satupun kebijakan pemerintah yang dianggapnya benar. Semuanya salah, dan perlu dikritisi. 

Wajar, namanya juga anggota dewan. Namun, saat partainya masuk dalam jajaran koalisi pemerintah, sejatinya dia harus satu suara dengan segala kebijakan yang diterbitkan pihak penguasa. 

Namun, disinilah letak antagonisnya Fadli Zon. Dia tetap saja memposisikan diri sebagai pihak yang bersebrangan. Saat kolega-koleganya menyatakan akur dengan sikap pemerintah, Fadli justru malah mencukur (baca: bertolak belakang atau mengkritisi). 

Tengok saja jejak digital Fadli, sarat dengan narasi-narasi kritik pedas, bahkan nyinyir. A kata pemerintah, B menurut Fadli. 

Atas sikapnya ini, spekulasi pun muncul. Mantan aktivis' 98 ini memang sengaja dipasang partainya untuk tetap berada di pihak oposisi. Dasarnya adalah menjaga kelompok ini agar jangan terlalu kecewa atas putusan Partai Gerindra yang bergabung dengan pemerintah. 

Sebuah kerugian besar bila pihak-pihak yang kecewa tersebut memutuskan mencabut dukungannya, dan beralih pada sosok atau partai lain. Soalnya, mereka memiliki modal suara pemilih cukup besar. Keberadaan Fadli di posisi ini menjaga elektoral partai, jangan sampai pihak-pihak yang pernah mendukungnya kabur begitu saja. Paling tidak masih ada yang bisa diraih. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun