Mohon tunggu...
Elang Salamina
Elang Salamina Mohon Tunggu... Petani - Serabutan

Ikuti kata hati. Itu saja...!

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Sandiaga Uno Siap Tebar Pesona, Nasib AHY?

26 Desember 2020   20:00 Diperbarui: 26 Desember 2020   20:02 494
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


MANTAN calon wakil presiden 2019, Sandiaga Solahudin Uno akhirnya menyusul Prabowo Subianto menjadi bagian dari Kabinet Indonesia Maju (KIM). Sandi sapaan kecilnya dilantik menjadi Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Rabu (23/13). 

Bergabungnya Sandi dengan pemerintah diperkirakan akan membuat peta persaingan menuju kontestasi Pilpres 2024 lebih sengit. Jika berhasil dengan tugas barunya, pengusaha muda nasional ini bukan tidak mungkin mendapat simpati publik. 

Menjadi rahasia umum, sejak terjun ke dunia politik tahun 2017 lalu sebagai calon wakil Gubernur DKI Jakarta mendampingi Anies Baswedan dan akhirnya keluar sebagai pemenang, nama Sandi mulai meroket. Namanya kian populer setelah Prabowo memintanya sebagai calon wakil presiden 2019. Sayang peruntungannya kali ini tidak memihak. Pasangan Prabowo-Sandi harus mengakui keunggulan Jokowi-Ma'ruf Amin. 

Kendati demikian, nama Sandi tak lantas tenggelam. Dia masih tetap diakui sebagai salah seorang tokoh potensial dalam kancah kepemimpinan nasional. Apalagi, setelah dirinya bergabung dengan Partai Gerindra. 

Lepas dari jabatan Wakil Gubernur DKI Jakarta, dan kemudian kalah pada ajang Pilpres, Sandi tidak pernah kehilangan akal untuk menjaga panggungnya agar tetap dikenal. Beragam aktivitas dia geluti. Khususnya terkait pemberdayaan Usaha Kecil Menengah (UKM) bagi masyarakat tanah air. 

Jamak, beberapa hasil jejak pendapat lembaga survei, elektabilitas Sandi masih terhitung lumayan. Sebut saja menurut hasil survei Indikator Politik yang dirilis bulan November 2020, pria yang akrab disebut papa online ini meraih 8,8 persen. 

Hasil survei ini Sandi mampu mengungguli Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil yang meraih angka 7,6 persen. Begitupun dengan kandidat lainnya seperti Ketua Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY); Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa; Ketua DPR RI, Puan Maharani, atau Ketua Umum Partai Golkar, Airlangga Hartarto. 

Berdasarkan hasil ini, pastinya elektabilitas Sandi tak bisa dianggap 'sebelah mata' jika dikaitkan dengan pentas politik nasional. Terlebih, jika elektabilitas ini dikaitkan dengan kontestasi Pilpres 2024. 

Telah disinggung, Sekarang penggagas "OK OCE" telah menjadi seorang menteri di Kabinet Indonesia Maju. Posisi ini akan menjadi sebuah modal bagi Sandi demi mendongkrak elektabilitasnya. Tergantung sejauh mana dia mampu mempresentasikan jabatannya sebagai menteri menjadi panggung politik strategis. 

Bila Sandi mampu menunaikan tugasnya dengan baik dan dirasakan manfaatnya oleh bangsa dan masyarakat, peluang menaikan elektabilitasnya terbuka lebar. Sementara untuk membangun citra positif, posisinya sebagai menteri juga bisa dimanfaatkan Sandi untuk tebar pesona. 

Kendati demikian, sekalipun elektabilitas Sandi pada saatnya nanti meroket, peluangnya menjadi capres cukup berat. Posisinya sebagai kader Partai Gerindra dan memilki jabatan penting, bukan berarti bisa lolos langsung. 

Karena, partai kepala burung Garuda ini sepertinya masih menempatkan Prabowo Subianto sebagai calon tunggal untuk Pilpres 2024. Peluang Sandi jadi orang nomor satu terbuka bila ada partai politik lain yang meminangnya, dan dia sendiri menerima lamaran dimaksud. 

Nasib AHY

Titik tolak petualangan politik Sandiaga Uno dan Ketua Umum Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) hampir berbarengan. Mereka berdua mulai terjun langsung dalam politik praktis pada saat Pilgub DKI Jakarta 2017. 

Sandi berlatar belakang pengusaha sukses. Sedangkan AHY berasal dari militer dengan karier cukup mentereng. 

Meski keberangkatannya sama, nasib mereka berdua berbeda. Sandi yang menjadi cagub berpasangan dengan Anies Baswedan sukses keluar jadi pemenang mengalahkan pasangan Ahok-Djarot di putaran kedua. Sebaliknya AHY yang berpasangan dengan Sylviana Murni hanya menjadi juru kunci. Mereka tersisih di putaran pertama. 

Setelah itu, lagi-lagi AHY apes. Dia yang digadang-gadang sebagai calon wakil presiden muda potensial pada Pilpres 2019 nyatanya tak diberi tempat. Kembali, Sandiaga Uno mampu mengunggulinya. Dia direkrut Prabowo sebagai cawapres. 

Sandiaga Uno terus membuktikan dominasinya atas AHY. Saat mantan tentara berpangkat mayor ini terus-terusan menjadi kandidat layak untuk mengisi satu pos di Kabinet Indonesia Maju harus kembali gigit jari. Sementara Sandi melangkah mulus. Dia dipercaya Presiden Jokowi sebagai Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. 

Lalu bagaimana dengan Pilpres 2024? Statusnya sebagai ketua umum partai, peluang AHY boleh jadi lebih besar dari Sandi. Namun begitu, suami dari Anisa Pohan ini mesti bisa memaksimalkan posisinya sebagai ketua umum partai.

Artinya, AHY harus bisa membangun pencitraan diri lewat terobosan-terobosan demi kebaikan partai. Diketahui, dia mewarisi jabatan ketua umum disaat Partai Demokrat sedang karam. Sejak kasus demi kasus korupsi para petingginya, partai mercy ini terus ditinggalkan pemilih. 

Jika mampu membawa citra Partai Demokrat lebih baik, bukan mustahil AHY bisa mendongkrak elektabilitasnya. Setidaknya bisa mengimbangi raihan elektabilitas Sandiaga Uno. Namun, jika partainya kian terpuruk, maka sepertinya putra sulung SBY ini harus kembali mengucapkan wassallam Pilpres 2024.

Salam

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun