Mohon tunggu...
Elang Salamina
Elang Salamina Mohon Tunggu... Petani - Serabutan

Ikuti kata hati. Itu saja...!

Selanjutnya

Tutup

Politik

Cebong Menang Banyak, Pilih Jokowi Dapat Bonus Prabowo-Sandi

23 Desember 2020   16:32 Diperbarui: 23 Desember 2020   16:36 407
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


SESUAI rencana, hari ini Rabu (23/12), Presiden melantik enam nama menteri baru. Mereka menggantikan menteri-menteri lama yang kinerjanya dianggap tidak memenuhi ekspektasi. 

Keenam nama menteri dimaksud adalah, Tri Rismaharini menggantikan Juliari Peter Batubara sebagai Menteri Sosial (Mensos), Sandiaga Uno menggantikan Wishnutama sebagai Menteri pariwisata dan ekonomi kreatif. Kemudian ada nama Budi Gunadi Sadikin sebagai Menteri Kesehatan (Menkes) menggantikan Terawan Agus Putranto.

Sedangkan tiga orang lainnya adalah Ketua GP Ansor Yaqut Kholil Kaumas menggantikan Fachrul Razi sebagai Menteri Agama (Menag), Sakti Wahyu Trenggono menggantikan Edhy Prabowo sebagai Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP), dan Muhammad Luthfi sebagai menteri perdagangan menggantikan Agus Suparmanto. 

Meski oleh sebagian pihak, reshuffle kabinet ini dianggap terlambat, namun setidaknya Presiden Jokowi telah berupaya memenuhi janji dan mendengar aspirasi masyarakat untuk membenahi kinerja para pembantunya. Dan, semoga saja kinerja enam menteri baru ini benar-benar mampu memenuhi harapan publik dan pemerintah. 

Ada fakta menarik pada pelantikan sejumlah menteri kali ini. Yakni, masuknya sama Sandiaga Uno. 

Diketahui, Sandi---sapaan akrab Sandiaga Uno adalah mantan rival Presiden Jokowi saat Pilpres 2019. Kala itu, mantan Wakil Gubernur DKI tersebut maju sebagai cawapres mendampingi Prabowo Subianto. 

Pilpres 2019 adalah pertarungan dua kubu besar yang hampir mampu memecah belah bangsa. Politik identitas serta SARA  menjadi isu yang paling mencuat. Itu semua karena saking panasnya persaingan dua kubu. Jokowi-Ma'ruf versus Prabowo-Sandi. 

Tensi panas juga tak melulu terjadi antara Jokowi dengan Prabowo. Pada tingkat akar rumput lebih panas lagi. Cebong versus Kampret terus bersitegang. Baik, langsung berhadapan di lapangan, maupun head to head lewat dunia maya. 

Akhir kisah, Cebong sebagai pendukung pasangan Jokowi-Ma'ruf berpesta pora. Pihak yang didukungnya mampu keluar sebagai pemenang. 

Para Cebong semakin jemawa dan merasa kemenangannya kian telak. Prabowo dan Partai Gerindra yang asalnya musuh besar Jokowi akhirnya memutuskan bergabung dengan koalisi pemerintahan. Diketahui, bergabungnya mereka diganjar dua kursi menteri. Menhan dipegang Prabowo dan Menteri KKP dipercayakan pada Edhy Prabowo. 

Lepas itu sebagai konfensasi politik, bergabungnya Prabowo membuktikan kualitas Jokowi memang lebih tinggi. Terutama dalam hal kepercayaan publik. Dan, para cebong tentu saja merasa tidak sia-sia mendukungnya. Jokowi sebagai pihak yang didukung akhirnya mampu menaklukan sang musuh besar dalam dua kali pilpres. 

Siapa sangka, seiring berjalan waktu kemenangan para cebong makin paripurna. Satu lagi mantan rival Jokowi, yakni Sandiaga Uno menyusul Prabowo masuk dalam pemerintahan. Pengusaha muda nasional ini dipercaya sebagai Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. 

Sandi masuk ke pemerintahan diawali dengan tertangkapnya Menteri KKP, Edhy Prabowo oleh KPK. Kader Partai Gerindra ini diduga terlibat kasus suap izin  benih lobster. Untuk mengisi jatah menteri yang ditinggalkan, akhirnya memberikan jalan Sandi menyusul Prabowo Subianto sebagai pembantu Presiden Jokowi. 

Bergabungnya Sandiaga Uno jadi menteri Jokowi, sebagain pihak bahkan pengamat menilai sebagai wujud rekonsiliasi nasional sempurna. Sebab, kedua mantan rival Jokowi-Ma'ruf pada Pilpres 2019 telah benar-benar menyerahkan segenap tenaga dan pikirannya untuk membantu pemerintah. Tak ada lagi rival Jokowi-Ma'ruf yang tersisa di luar. 

Menarik. Mungkin ini satu-satunya dalam sejarah pemerintahan di dunia, bahwa dua musuh utama dalam perebutan kursi kepemimpinan nasional akhirnya bergabung dalam pemerintahan. 

Dari aspek keamanan nasional dengan adanya rekonsiliasi paripurna ini akan menguntungkan bagi bangsa dan negara. Mereka kini bisa satu visi, satu misi membangun negeri bersama. 

Sedangkan bagi para cebong, memilih Jokowi-Ma'ruf pada Pilpres 2019 lalu sama halnya menang banyak. Tidak hanya mampu mengantarkannya jadi presiden dan wakil presiden. Akan tetapi sekaligus dapat bonus. Yakni, pasangan Prabowo-Sandi. 

Salam

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun