Mohon tunggu...
Elang Salamina
Elang Salamina Mohon Tunggu... Petani - Serabutan

Ikuti kata hati. Itu saja...!

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Sandiaga Uno Layak Dijagokan, Susi Mending Fokus Cek Ombak!

21 Desember 2020   23:10 Diperbarui: 21 Desember 2020   23:14 391
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


TAGAR bring back Bu Susi sempat menghiasi media sosial twitter beberapa waktu lalu. Tagar ini sebagai bukti bahwa masih banyak masyarakat tanah air menginginkan Susi Pudjiastuti kembali menempati pos Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP). 

Tagar tersebut di atas mengemuka setelah Menteri KKP era Presiden Jokowi jilid II, Edhy Prabowo ditangkap KPK. Politisi Partai Gerindra ini diduga terlibat kasus suap izin benih lobster. 

Jamak, bila sebagian masyarakat Indonesia menghendaki Susi Pusjiastuti dipercaya kembali menjadi Menteri KKP oleh Presiden Jokowi, mengingat prestasinya terdahulu dinilai memuaskan. Kebijakan-kebijakan perempuan nyentrik ini banyak dirasakan manfaatnya oleh para nelayan tanah air. Dia juga mampu menjaga perairan Nusantara dari rongrongan kapal-kapal nelayan asing. 

"Tenggelamkan" itulah narasi yang hingga hari ini masih sangat melekat pada hati masing-masing masyarakat tanah air. Ya, demi menjaga perairan di Nusantara dan mengamankan kekayaan sumber daya air, Susi tak segan memburu kapal-kapal asing. Kemudian, bila berhasil ditangkapnya, kapal tersebut langsung disita dan ditenggelamkan. 

Akibat ketegasannya ini, dimasa kepemimpinan Susi, invansi kapal-kapal nelayan asing ke perairan Nusantara bisa ditekan. Hasilnya, para nelayan lokal pun bisa bekerja lebih fokus dengan hasil cukup memuaskan. 

Kendati begitu, harapan masyarakat ini belum tentu menjadi perhatian Presiden Jokowi. Sebab, jatah kursi Menteri KKP dimaksud kemungkinan besar masih akan diberikan pada Partai Gerindra. Bahasa sederhananya, tambal sulam. Asalnya oleh kader Partai Gerindra, maka sebagai gantinya harus dari partai yang sama. 

Memang, hal tersebut sama sekali tidak terikat aturan alias tidak wajib. Namun, ini soal politik. Soal jatah kursi menteri dan soal komitmen yang dibangun diantara koalisi pemerintah dengan Presiden Jokowi. 

Lain halnya, bila Partai Gerindra menyodorkan nama Susi sebagai pengganti Edhy Prabowo. Presiden Jokowi boleh jadi bisa menerimanya dengan tangan terbuka. Namun, secara politik hal tersebut mustahil. Susi dinilai tidak akan bisa mengakomodir kepentingan Partai Gerindra. Kecuali dia menjadi kadernya. 

Lantas, siapa nama yang bakal disodorkan Partai Gerindra? Pertanyaan ini bukan hanya milik penulis, melainkan banyak pihak termasuk sejumlah pengamat. 

Meski demikian, sejumlah nama telah mulai muncul. Mereka adalah mantan cawapres 2019, Sandiaga Uno dan Wamenhan, Sakti Wahyu Trenggono. 

Jika menilik pada program berita Kabar Petang TV One, tadi sore, Senin (21/12), sepertinya nama Sandiaga Uno lebih dijagokan menjadi Menteri KKP. Setidaknya hal itu disampaikan oleh Direktur Eksekutif Indo Barometer, M Qodari. 

Qodari menyebut, ada dua kebutuhan yang harus dipenuhi menteri yang duduk di kabinet. Pertama kompetensi atau profesionalisme, dan kedua adalah akomodasi politik. Nah, dari kedua kebutuhan tersebut, Sandiaga Uno telah memenuhi kriteria. 

Masih dikatakan Qodari, bila Sandiaga Uno yang dipilih menjadi Menteri KKP akan sangat menarik. Pengusaha nasional itu merupakan sosok populer dan mantan Cawapres. Dengan begitu, kabinet Jokowi akan lebih populer. Dan, kemungkinan korupsinya kecil, karena yang bersangkutan sudah sangat kaya raya. 

Bila benar Sandiaga Uno atau siapapun kader Partai Gerindra dipercaya jadi Menteri KKP, otomatis peluang Susi tertutup. Untuk itu, mending lupakan saja kursi menteri. Lebih baik Susi fokus saja cek ombak, sesuai dengan program acara barunya di televisi nasional, Metro TV. 

Salam

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun