Namun, konfrontasi Anies dengan pemerintah pusat masih bisa dibilang wajar, karena yang bersangkutan digadang-gadang sebagai simbol oposisi birokrasi. Bahkan, kaitannya dengan kontestasi Pilpres 2024, Anies disebut-sebut salah satu nama yang dijagokan oleh kubu oposisi pemerintah.Â
Anies Baswedan digadang-gadang sebagai sosok yang pantas menggantikan Prabowo Subianto, setelah mantan Danjend Kopasus itu menyeberang ke koalisi pemerintah. Wacana ini bukan kaleng-kaleng. Anies pernah mendapat dukungan penuh dari kelompok 212 untuk maju Pilpres. Sebelumnya kelompok ini pendukung berat Prabowo.Â
Maka, sudah bisa ditebak, saat Anies Baswedan berlawanan arah dengan kebijakan pemerintah pusat diduga kuat sebagai strategi politiknya. Dia seperti ingin menegaskan posisinya pada Pilpres mendatang akan berada di kubu mana.Â
Masalahnya, bila Kang Emil benar ingin mengikuti jejak Anies demi mendapat dukungan politik dari kubu oposisi, tentunya tidak mudah. Dia harus bersaing ketat dengan nama lainnya selain Anies. Yaitu, mantan Panglima TNI, Jendral (Purn) Gatot Nurmantyo, dan juga Habib Rizieq yang juga sempat beredar namanya. Dia juga dianggap pantas maju Pilpres 2024.Â
Mampukah Kang Emil mendapatkan dukungan, kepercayaan dan meraih simpati dari kubu opisisi? Hanya waktu yang bisa menjawab.
Salam
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H