Mohon tunggu...
Elang Salamina
Elang Salamina Mohon Tunggu... Petani - Serabutan

Ikuti kata hati. Itu saja...!

Selanjutnya

Tutup

Hukum Pilihan

Drama Rizieq hingga Jadi Tersangka, akankah Ksatria?

10 Desember 2020   21:27 Diperbarui: 10 Desember 2020   21:38 1251
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


KEPULANGAN pentolan Front Pembela Islam (FPI), Habib Rizieq Shihab, Selasa (10/11) begitu disambut suka-cita oleh ratusan ribu pendukungnya. Tibanya di tanah air, dia bak jadi raja sehari. Jalanan dikoyak, Bandara Soeta "diputihkan" sehingga mengganggu lalu lintas jadwal penerbangan waktu itu. 

Tidak cukup sampai di situ. Selang berapa lama kemudian, kerumunan massa dengan jumlah besar kembali terjadi. Kali ini pemantiknya adalah acara nikahan putrinya---Syarifah Najwa Shihab dan acara peringatan Maulid Nabi Besar Muhamad S.A.W. 

Tidak ada rasa bersalah sama sekali. Padahal apa yang dilakukan oleh Imam Besar FPI ini jelas-jelas bertentangan dengan anjuran pemerintah terkait protokol kesehatan pandemi Covid-19. 

Sepertinya bagi Rizieq saat itu tak peduli dengan situasi di tanah air. Yang penting bisa menyalurkan hasratnya berkerumun dengan para pendukung dan kolega. Maklum, tiga tahun lebih lamanya dia "bertamasya" di Arab Saudi. 

Parahnya, pemerintah dan aparat keamanan saat itu seperti mati kutu dan diam seribu basa. Kerumunan massa yang terus berulang dibiarkan begitu saja. Dan, Rizieq pun makin seperti bebas bertindak sesuka hati. 

Baru setelah publik bereaksi dan warganet pun berkoar-koar di laman media sosial, ada sedikit ketegasan yang dipamerkan pemerintah. Pangdam Jaya, Mayor Jendral (Mayjend) Dudung Abdurachman mengerahkan anak buahnya untuk mencopoti segala atribut yang berbau Rizieq Shihab yang berada di sepanjang jalan protokol di Wilayah Petamburan. Misal, baliho dan spanduk. 

Tindakan tegas Pangdam Jaya ini sebetulnya menuai banyak cibiran dari berbagai kalangan. Sebab, tugas mencopoti baliho dan spanduk adalah tugas dan kewenangan Satpol PP wilayah setempat. 

Namun, Dudung seperti tidak peduli dengan segala kritik dan cibiran dimaksud. Dengan dalih menjaga kondusifitas keamanan, mereka jalan terus. Dan, hasilnya cukup epektif. Rizieq Shihab langsung meminta maaf dan berjanji tidak akan memancing atau menciptakan kembali kerumunan massa selama pandemi berlangsung. 

Rencananya untuk reuni akbar 212 di Monas pun batal. Pun dengan kegiatan road show ke beberapa daerah. intinya Rizieq Shihab "takluk" pada aturan pemerintah. 

Dengan permohonan maaf dan janji Rizieq untuk tidak berkerumun selama pandemi, tak sedikit publik mengira dan berharap bahwa segala permasalahan dianggap clear. Namun, nyatanya semua itu hanya mimpi di siang bolong. Rizieq Shihab tak hentinya memancing perbincangan publik tanah air. 

Pentolan FPI ini tidak datang saat dipanggil Polda Metro Jaya untuk dimintai keterangannya terkait kerumunan massa pada pesta pernikahan dan peringatan Maulid Nabi Muhamad S.A.W. Dalihnya sakit akibat kelelahan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hukum Selengkapnya
Lihat Hukum Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun