PANDEMI virus corona atau covid-19 bukan saja menjadi masalah negara Indonesia, melainkan sudah menjadi trouble di ratusan negara yang ada di belahan bumi ini.
Dari ratusan negara yang terkena dampak virus asal Wuhan, China tersebut tentu saja telah memaksa otoritas tertinggi di negaranya masing-masing guna melakukan segala cara agar virus mematikan ini bisa ditangani dengan baik. Jangan sampai terus menyebar luas dan menginfeksi banyak warga negaranya.
Namun dari sekian upaya yang dilakukan oleh otoritas tertinggi negara-negara tersebut, hasilnya jelas berbeda. Ada yang sangat berhasil, berhasil maupun kurang berhasil.
Diantara negara-negara yag sangat berhasil tersebut, bolehlah kita kedepankan salah satu negara yang berada di kawasan Asia Tenggara, yaitu Vietnam.
Kenapa Vietnam?
Karena negara yang beribu kotakan Hanoi tersebut sejauh ini adalah salah satu negara terdampak yang nihil kasus kematian. Dan kasus yang terkomfirmasi positif akibat pagebluk ini juga kurang dari 300 kasus. Padahal, negara ini berbatasan dengan negara episentrum awal penyebaran virus, China.
Mengapa bisa begitu?
Pasalnya sejak awal negara ini begitu serius menangani pandemi virus corona dengan regulasi tegas berikut pengaplikasian di lapangannya.
Begitu virus corona mulai menyerang negaranya, otoritas tertinggi Vietnam langsung melakukan serangkaian pelacakan terhadap warga yang ditenggarai pernah melakukan kontak dengan pihak yang sudah divonis positif.
Setelah melakukan pelacakan atau contact tracing, pemerintah Vietnam langsung melakukan karantina besar-besaran. Berdasarkan informasi dari beberapa media massa, tak kurang dari 100 ribu orang warga di sana dikarantina, sehingga penyebaran virus benar-benar ditekan semaksimal mungkin.
Hasilnya benar-benar terbukti, penularan virus corona lambat laun dapat ditekan hingga akhirnya sejak bulan April lalu, pemerintah Vietnam sudah bisa melakukan pelonggaran lockdown.