Mohon tunggu...
Elang Maulana
Elang Maulana Mohon Tunggu... Petani - Petani
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Hanya manusia biasa yang mencoba untuk bermanfaat, bagi diri dan orang lain..

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Menanti Liga Primer Rasa Pandemi dan Berakhirnya Puasa Gelar "The Reds" Liverpool

12 Juni 2020   21:59 Diperbarui: 12 Juni 2020   21:49 110
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

JIKA tak ada perubahan jadwal, perhelatan English Premiere League (EPL) atau Liga Primer Inggris akan kembali bergulir pada medio bulan Juni 2020. Setelah tiga bulan lamanya vakum akibat pandemi virus corona atau covid-19.

Kala itu, sekira pertengahan bulan Maret 2020, federasi tertinggi sepakbola Inggris (FA) terpaksa menghentikan seluruh kompetisi liga sepak bola yang berada di bawah naungannya, untuk menghindari masifnya wabah virus asal Wuhan, China dimaksud.

Sekarang, otoritas tertinggi di negara Ratu Elizabeth sudah merasa bahwa penyebaran virus corona sudah bisa dikendalikan, maka segenap aktivitas termasuk kompetisi Liga Primer Inggris pun akan mulai digulirkan.

Tapi, eits tunggu dulu. Bagi sobat yang menggandrungi Liga Primer Inggris jangan dulu berpikir kalau pertandingan nanti akan semeriah dan semegah seperti sebelum ada wabah pandemi covid-19.

Kompetisi yang akan mempertandingkan laga sisa ini tentu saja adalah pertandingan-pertandingan rasa pandemi. 

Yaitu, sebuah laga yang harus disesuaikan dengan New Normal. Dimana setiap tim yang berlaga berikut jalannya pertandingan mesti mentaati aturan protokol kesehatan setempat atau boleh jadi mengacu pada protokol kesehatan WHO.

So, seperti kita saksikan pada kompetisi Bundesliga yang sudah bergulir lebih dulu, bukan mustahil di Liga Primer Inggris pun akan terjadi hal serupa. Kira-kira apa saja kejanggalan tersebut?

1. Tak ada selebrasi gol berlebihan

Hal lumrah, jika terjadinya gol selalu dirayakan dengan beragam selebrasi. Tapi selebrasi yang seolah jadi hukum baku adalah adanya saling peluk, saling rangkul hingga tak jarang hingga bergulingan di lapang layaknya anak kecil.

Pada pertandingan Liga Primer nanti jangan harap itu terjadi. Paling-paling tim pencetak gol hanya cukup mengacungkan jempol terhadap si pencetak gol atau salam jauh.

Tentu hal ini akan terasa janggal dan aneh saja. Karena seperti sering kita saksikan, bagaimana kegembiraan dan antusiasme pemain saat merayak gol begitu penuh semangat dan berapi-api.

Tapi, di masa New Normal para pemain harus bisa menahan gejolak diri demi menghindari kontak fisik berlebihan alias selalu jaga jarak. Kecuali pada saat pertandingan berlangsung, hal mustahil jika ada pemain yang sedang menggiring bola, pemain lawannya tetap jaga jarak.

Artinya aksi-aksi di tengah laga bakal seperti biasanya. Sliding tackle, berebut bola pastinya diperbolehkan.

2. Stadion sepi.

Pada kompetisi di era pandemi atau New Normal, Liga Primer Inggris sudah menyepakati tidak akan melibatkan penonton atau supporter.

Sebenarnya laga tanpa penonton bukan merupakan hal aneh. Hal ini kerap kita saksikan pada laga-laga gusuran atau laga dimana sebuah tim tengah dijatuhi sanksi.

Namun, sepeti diketahui bahwa kompetisi Liga Primer Inggris teramat jarang sebuah pertandingan dilangsungkan tanpa penonton. Di kompetisi yang digadang-gadang terbaik di dunia hampir dipastikan selalu riuh rendah dengan suara fanatik penonton saat menyaksikan tim kesayangannya berlaga.

Apalagi, para supporter tim-tim liga Inggris terkenal dengan fanatismenya yang tinggi hingga tak jarang terjadi kerusuhan.

Itulah diantara kejanggalan yang sudah pasti kita saksikan pada lanjutan komperisi mendatang.

Tunggu The Reds Angkat Tropy Juara

Sebelum kompetisi Liga Primer Inggris dihentikan sementara pada pekan ke-29, tampuk pimpinan klasemen sementara tengah dipegang oleh Liverpool. 

Tim asal kota pelabuhan ini meraup 82 poin, jauh menggungguli kompatriotnya Manchester City di tempat ke-2 dengan 57 poin dari 28 laga.

Dengan jumlah poin tersebut di atas, The Reds julukan Liverpool tinggal mencuri enam poin lagi atau cukup memenangkan dua laga lagi dari sembilan laga sisa, demi memastikan berakhirnya puasa gelar selama tiga dekade lamanya. 

Tim yang identik dengan jersey merah-merah ini terakhir juara pada musim 1989/990 silam.

So, jika Mohamad Salah dan kawan-kawan mampu mengantongi dua kemenangan, berarti jumlah poin yang akan diperoleh adalah 88. Jumlah ini sudah tidak mungkin dapat lagi dikejar oleh Manchester City. 

Sebab, dengan menyisakan 10 laga sisa, poin maksimal yang diperoleh oleh juara bertahan musim lalu tersebut hanya 87 poin.

Kita tunggu, apakah The Reds mampu mengunci pada dua laga perdana pasca dihentikan sementara hingga mampu memastikan gelar juara sesegera mungkin. Atau, malah akan terjadi lagi drama-drama seperti musim lalu. 

Dimana Liverpool yang sudah unggul jauh akhirnya harus menerima kenyataan disalip Manchester City yang akhirnya juara. Menarik kita tunggu!

Salam

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun