Mohon tunggu...
Elang Maulana
Elang Maulana Mohon Tunggu... Petani - Petani
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Hanya manusia biasa yang mencoba untuk bermanfaat, bagi diri dan orang lain..

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Kenaikan Jumlah Kasus Covid-19 Terus Catat Rekor Baru, Apa Kabar New Normal?

10 Juni 2020   22:39 Diperbarui: 10 Juni 2020   22:39 257
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

HARI ini, Rabu (10/6/2020), Negara Indonesia kembali menorehkan rekor baru dalam jumlah kenaikan jumlah kasus positif virus corona atau covid-19 per satu hari.

Kepastian adanya peningkatan atau rekor baru kenaikan jumlah kasus positif tersebut sepert biasanya disampaikan oleh Juru Bicara pemerintah khusus penanganan virus corona, Ahmad Yurianto.

Peningkatan jumlah kasus positif per hari ini, Rabu (10/6) adalah sebanyak 1.241 orang. Dengan begitu jumlah total jumlah kasus se-tanah air menjadi 34. 316 orang.

Rekor baru peningkatan kasus positif terbanyak ini sebelumnya terjadi kemarin, Selasa (9/6/2020) yaitu mencapai 1.043 orang.

Sementara dari jumlah kasus positif yang sudah mencapai 34. 316 tersebut, 12.129 diantaranya dinyatakan sembih dan 1.959 orang dinyatakan meninggal dunia.

Miris memang jika menilik peningkatan jumlah kasus positif yang diakibatkan oleh virus asal Wuhan, China tersebut.

Betapa tidak, setelah lebih dari tiga bulan lamanya virus corona tersebut mewabah di tanah air, hingga hari ini belum tampak tanda-tanda adanya grafik menurun. Bahkan sebaliknya, peningkatan jumlah angka kasus perhari dalam dua hari ini malah menunjukan peningkatan angka signifikan, sehingga tembus pada torehan rekor baru.

Bukan tidak mungkin, jika pemerintah tidak segera mengambil langkah serius dan lebih tegas dalam penanganan virus corona ini akan terus terjadi lonjakan kasus yang lebih tinggi.

Pertanyaannya, apakah langkah serius dan tegas ini berani diambil pemerintah? Rasanya pertanyaan ini gampang-gampang susah menjawabnya.

Ya, jika mau bisa saja akan sangat gampang bagi pemerintah untuk menerbitkan aturan (kembali) yang jauh lebih serius dan tegas dalam penanganan virus corona ini.

Caranya bisa dengan kembali menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang saat ini sudah mulai dilonggarkan. Hanya saja dalam penerapannya, pemerintah harus benar-benar jauh lebih tegas lagi.

Masyarakat harus benar-benar dibuat efek jera dengan aturan yang ada, sehingga bisa berprilaku lebih sadar dan disiplin untuk menjaga diri, keluarga serta lingkungan sekitarnya. Yaitu dengan benar-benar menjalankan phisical distancing, social distancing, work fom home dan protokol kesehatan lainnya.

Berat memang, karena jika ini dilakukan benar-benar dengan tegas, tentu saja berdampak pada laju pertumbuhan ekonomi.

Tapi, rasanya tidak ada pilihan lain jika memang menginginginkan penyebaran virus corona ini secepatnya dipatahkan.

Sulit rasanya jika cara penanganan virus corona ini harus beriringan dengan langkah pemerintah lainnya dalam penanganan sektor ekonomi.

Lalu, kembali pada jawaban lain dari pertanyaan di atas, rasanya akan sangat berat bagi pemerintah untuk menerbitkan aturan yang jauh lebih ketat dalam misisnya memutus rantai penyebaran pandemi covid-19.

Alasannya sudah bisa kita saksikan bersama. Alih-alih lebih mengetatkan aturan, pemerintah malah mengajak warga masyarakat tanah air untuk berdamai dengan virus corona dan mampu beradaftasi pada kehidupan normal yang baru atau lebih dikenal dengan sebutan New Normal.

Padahal, bisa dipastikan kondisi atau kurva penyebaran dan penularan wabah virus corona ini masih belum ada tanda-tanda penurunan.

Apakah penerapan New Normal di tanah air sudah tepat?

Jika boleh jujur, menilik dari terus terjadinya lonjakan kasus positif, jawabannya untuk saat ini belum saatnya atau tidak tepat.

Tapi, penulis memahami bahwa fokus pemerintah tidak saja terkonsentrasi pada penanganan virus corona. Ada hal lain yang juga sama-sama harus diselamatkan, yaitu sektor ekonomi.

Tentu saja situasi ini menjadi simalakama bagi pemerintah. Terlalu fokus pada penanganan virus corona, dipastikan pertumbuhan ekonomi Indonesia akan makin terpuruk. Pun sebaliknya.

Sangat beralasan jika akhirnya pemerintah mencoba jalan tengah dengan "memaksakan" New Normal. Maksudnya sudah jelas. Pemerintah menginginkan penanganan masalah keduanya bisa teratasi.

Dilihat dari niatnya memang patut diapresiasi. Hanya saja pada praktiknya di lapangan, penanganan virus corona jadi berjalan setengah hati.

Kenapa?

Tengok saja, penanganan kasus virus corona, pemerintah memang tak dipungkiri masih menerbitkan kebijakan protokol kesehatan. Hanya saja dalam kondisi pagebluk ini masih merajalela, rasanya tak cukup hanya dengan protokol kesehatan.

Karena tanpa dibarengi aturan dan sanksi hukum yang jelas, sukar bagi rakyat Indonesia mempraktikan hal ini. Butuh rasa kesadaran dan kedisiplinan tinggi.

Pada akhirnya kebijakan New Normal ini banyak dinilai oleh berbagai kalangan sebagai upaya pemerintah dalam menyelamatkan ekonomi bangsa.

Dalam penerapan New Normal, beberapa kegiatan ekonomi yang sebelumnya sempat berhenti, perlahan mulai dibuka kembali. Pun dengan kegiatan masyarakat yang bergerak di sektor informal sudah mulai bisa menjalankan aktifitasnya seperti biasa tanpa takut dihantui oleh aparat penegak hukum.

Tapi risikonya sekarang tampak, jumlah kasus positif terus bertambah. Hal ini mengindikasikan bahwa penerapan New Normal untuk penanganan virus corona tak berjalan dengan baik.

Kenapa?

Alasannya pasti, karena tingkat kesadaran dan kedisiplinan kita yang masih sangat rendah.

Maaf bukannya penulis understimate. Saat masih PSBB dengan segala aturan dan sanksi hukumnya diberlakukan saja, bujan sedikit warga yang berlaku tak peduli.

Apalagi saat aturan ini dilonggarkan, tentunya akan semakin berpotensi terjadinya pelanggaran-pelanggaran terhadap protokol kesehatan yang sudah ditentukan pemerintah.

Jikapun kebijakan New Normal ini bisa berjalan sesuai harapan, harus benar-benar ada keinginan kuat dari semua pihak tanpa kecuali. Dan, yang terpenting butuh kesadaran dan kesiplinan tinggi dari masyarakat.

Di era New Normal mengharuskan seluruh masyarakat untuk melakukan gaya hidup baru di tengah pandemi Covid-19 agar tetap sehat dan bertahan hidup. Untuk itu yang menjadi kunci utamanya adalah kesadaran dan disiplin.

Dalam hal ini, masyarakat harus memiliki kesadaran dan disiplin untuk menerapkan gaya hidup baru tersebut dan lebih fokus pada keselamatan dan kesehatan diri sendiri, keluarga dan orang lain.

Salam

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun