Masyarakat harus benar-benar dibuat efek jera dengan aturan yang ada, sehingga bisa berprilaku lebih sadar dan disiplin untuk menjaga diri, keluarga serta lingkungan sekitarnya. Yaitu dengan benar-benar menjalankan phisical distancing, social distancing, work fom home dan protokol kesehatan lainnya.
Berat memang, karena jika ini dilakukan benar-benar dengan tegas, tentu saja berdampak pada laju pertumbuhan ekonomi.
Tapi, rasanya tidak ada pilihan lain jika memang menginginginkan penyebaran virus corona ini secepatnya dipatahkan.
Sulit rasanya jika cara penanganan virus corona ini harus beriringan dengan langkah pemerintah lainnya dalam penanganan sektor ekonomi.
Lalu, kembali pada jawaban lain dari pertanyaan di atas, rasanya akan sangat berat bagi pemerintah untuk menerbitkan aturan yang jauh lebih ketat dalam misisnya memutus rantai penyebaran pandemi covid-19.
Alasannya sudah bisa kita saksikan bersama. Alih-alih lebih mengetatkan aturan, pemerintah malah mengajak warga masyarakat tanah air untuk berdamai dengan virus corona dan mampu beradaftasi pada kehidupan normal yang baru atau lebih dikenal dengan sebutan New Normal.
Padahal, bisa dipastikan kondisi atau kurva penyebaran dan penularan wabah virus corona ini masih belum ada tanda-tanda penurunan.
Apakah penerapan New Normal di tanah air sudah tepat?
Jika boleh jujur, menilik dari terus terjadinya lonjakan kasus positif, jawabannya untuk saat ini belum saatnya atau tidak tepat.
Tapi, penulis memahami bahwa fokus pemerintah tidak saja terkonsentrasi pada penanganan virus corona. Ada hal lain yang juga sama-sama harus diselamatkan, yaitu sektor ekonomi.
Tentu saja situasi ini menjadi simalakama bagi pemerintah. Terlalu fokus pada penanganan virus corona, dipastikan pertumbuhan ekonomi Indonesia akan makin terpuruk. Pun sebaliknya.