SEBAGAI karyawan, baik di perusahaan pemerintah atau swasta, pastinya kita menghabiskan waktu setidaknya delapan jam sehari. Mau tidak mau, suka tidak suka, serta diundang atau tidak, masalah pernah dan pasti akan muncul, bukan?
Agan pasti faham bahwa masalah tidak boleh dibiarkan berlarut-larut. Agan tahu kenapa? Karena, jika sekali saja kita membiarkan itu, percayalah akan muncul masalah-masalah baru, sehingga tanpa sadar agan terjebak pada kubangan masalah.
Boleh jadi bukan maksud agan untuk membiarkan masalah. Tapi, kita tidak tahu dan faham bagaimana solusi dari masalah yang sedang dihadapi.
Dalam kesempatan ini, izinkan saya sedikit berbagi pengalaman tentang masalah yang kerap dan bagaimana solusi cerdasnya.
Pertama, misalkan agan kewalahan menangani pekerjaan yang dibebankan si bos. Pada titik ini, kadang suka merasa beban pekerjaan meningkat drastis dari yang sebelumnya. Lalu, mulai merasa kewalahan untuk membagi waktu untuk menyelesaikannya. Bahkan sekedar untuk ke kamar kecil pun sulit. Ujungnya agan stress sendiri.
Nah, gimana solusinya jika hal itu terjadi pada agan?
Sebaiknya agan cari waktu yang tepat untuk membicarakan masalah ini dengan si bos. Lalu, utarakan tentang masalah agan dimaksud.
Jangan takut atau malu. Jelaskan saja kalau agan merasa kewalahan dengan segudang pekerjaan itu dan jelaskan alasannya.
Penjelasan ini agan ini penting, karena kadang si bos suka luput bahwa agan sedang kewalahan. Tapi jangan lupa! Berikan opsi dan solusinya. Contoh, agan hanya mampu melaksanakan pekerjaan 1 dan 2 saja. Tapi tidak jika harua ditambah jadi 3.
Tapi, andai pekerjaan 3 itu ternyata penting, bisa saja agan ajukan seseorang untuk mengerjakan tugas tersebut di bawah pengawasan agan sendiri.
Kedua, masalah lainnya adalah pekerjaan agan di luar ekpektasi. Padahal saat melamar kerja, akan ditempatkan sesuai dengan keinginan. Masalah seperti ini sering ditemukan di hampir setiap tempat kerja.
Nah, jika agan merupakan salah seorang yang merasa pekerjaannya tidak sesuai dengan keinginan, apa yang harus dilakukan?
Solusinya kembali adalah komunikasi. Dalam hal ini agan bicara kembali baik-baik dengan si bos. Katakan padanya bahwa pekerjaan agan tidak sesuai dengan saat dilaksanakan test atau interview.
Bicarakan ulang tentang adanya perubahan pekerjaan dan tanya pada si bos, apakah bisa mendapatkan pekerjaan seperti pernah dibicarakan saat melamar.
Tapi, eits pastikan dulu saat bicara dengan si bos, jangan marah apalagi tampak frustasi. Agan harus tetap bicara dengan nada tenang dan kolaboratif. Percaya, ini akan membuat agan dikenal sebagai problem solver bukannya complainer.
Boleh jadi setelah bicara baik-baik, agan tidak bisa mendapatkan jawaban positif. Tapi, setidaknya setelah itu agan akan memlunyai gambaran, untuk kemudian bisa membuat keputusan dengan sebaik mungkin. Lanjut atau tidak, tanpa diikuti rasa penyesalan.
Ketiga, agan membuat kesalahan fatal. Jangan mungkir, setiap orang pasti pernah membuat kesalahan di tempat kerja.
Nah, jika tanpa disengaja agan membuat kesalahan fatal hingga membahayakan citra perusahaan. Ingat, cepatlah agan informasikan hal ini. Jangan sampai si bos tahunya dari fihak lain. Karena, agan akan dianggap sebagai orang tak bertanggungjawab.
Ceritakan pada si bos, agan merasa sangat bersalah. Jelaskan dampak dari kesalahan tersebut dan utarakan pula tentang bagaimana agan bisa meminimalisir dampak tersebut. Dan yang paling penting, pastikan pada si bos bahwa kejadian serupa tidak akan terulang.
Keempat, si bos tidak melihat hal yang telah agan kerjakan. Dalam hal ini agan sudah bekerja semaksimal mungkin menuntaskan pekerjaan atau mungkin memenangkan hati klien. Tapi, si bos tidak melihat bahwa keberhasilan itu adalah berkat agan.
Agan jangan cepat kecewa atau marah dulu. Coba jika ada kesempatan, agan singgung tuh hal-hal yang telah agan kerjakan hingga berhasilnya. Katakan pada si bos, tentang pengalaman si klien yang puas dengan pekerjaan agan, sehingga akhirnya si bos sadar telah memiliki pegawai cerdas dan mumpuni dengan pencapaiannya.
Tapi, saat menyinggung hal tersebut di atas, lakukanlah dengan penuh kesederhanaan. Satu lagi yang penting, jangan terlalu berharap mendapat banyak pujian langsung.
Percaya, saat si bos tahu akan pencapaian agan, dia pasti akan merecord hal itu dan dijadikan bahan penilaiannya kelak jika ada jabatan yang lebih bagus untuk agan.
Kelima, hasil kerja agan diakui yang lain. Hal ini jelas akan sangat terasa menyebalkan, bukan?
Jika ini terjadi pada diri agan, bicaralah! Jadilah agan lebih pro aktif saat mengklaim hasil pekerjaan tersebut. Jangan biarkan rekan agan lebih dulu mengklaimnya. Soalnya, salah-salah si bos justru akan bertanya-tanya, apakah agan bekerja atau tidak.
Mungkin itu beberapa masalah dan solusi sederhana yang dapat penulis bagikan. Semoga bermanfaat.
Salam
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H