Pasalnya, sudah menjadi rahasia umum bahwa partai berlambang banteng gemuk moncong putih ini sudah menggadang-gadang nama Puan Maharani untuk maju kontestasi pesta demokrasi lima tahunan tersebut.
Bahkan, berdasarkan isu dan kabar yang berkembang, Puan sudah disiapkan untuk dipasangkan dengan Prabowo Subianto.
Jadi, setinggi apapun elektabilitas Ganjar Pranowo, menurut hemat penulis tak lebih dari sekedar penggembira saja.
Bila dianalogikan, Ganjar ini merupakan seorang putra raja dari seorang selir. Sementara Puan Maharani adalah putra raja dari permaisuri alias putra mahkota.
Betul, dari segi kecakapan dalam kepemimpinan, kecakapan dalam berkomunikasi dan kepercayaan rakyat lebih mengarah pada Ganjar. Namun karena dia seorang pangeran dari selir tentu saja haknya untuk naik tahta tidak bisa mengangkangi putra mahkota. Kecuali bila sang raja dan putra mahkota itu legowo untuk menitipkan amanah tersebut pada dirinya.
Namun, jika melihat konstelasi saat ini rasanya sulit bagi seorang raja dan putra mahkota ini untuk legowo.
Dengan demikian, penulis rasa bagi Ganjar segala hasil survei tersebut tidak akan berarti banyak, selain mungkin hanya jadi kebangggan diri, bahwa kepemimpinannya saat ini mendapat respon positif dari masyarakat.
Sekalipun nantinya Ganjar dilibatkan oleh partainya, penulis rasa tak akan jauh dari seorang vote getter agar bisa mendulang suara bagi putra mahkota.
Salam
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H