Rupanya, hal tadi tak membuat jera. Dorongan hatinya untuk selalu ingin membantu meringankan kesenggsaraan rakyat, membuat Raden Said nekat mencuri di rumah-rumah bangsawan.
Tapi, lagi-lagi perbuatannya itu ketahuan. Sebagai hukumannya, Raden Said pun akhirnya diusir dari kadipaten.
Bertemu dan Berguru pada Sunan Bonang
Dikisahkan dalam masa pengembaraannya, Raden Said bertemu dengan seorang pria tua yang tengah berjalan sendirin hanya dibantu dengan sebuah tongkat emas. Timbul dalam pikiran Raden Said untuk merampok dan merebut tongkat emas milik pria tua tersebut.
Sayang, kali ini Raden Said salah sasaran. Sebab yang dirampok itu bukanlah pria sembarangan. Dia adalah salah satu wali yang dituakan, namanya Sunan Bonang. Terang saja, Raden Said tidak mampu berbuat banyak. Bahkan dia malah berbalik kagum setelah Sunan Bonang memperlihatkan karomahnya dengan mengubah buah aren menjadi emas.
Dari sini Raden Said sadar, untuk kemudian memohon untuk dijadikan murid Sunan Bonang.
Dimohon menjadi gurunya, Sunan Bonang tak lantas mengiyakannya. Beliau ingin menguji dulu keteguhan dan keseriusan Raden Said. Sunan Bonang memerintahkan Raden Said untuk menunggui tongkat emasnya yang dia tancapkan di sebuah pinggiran kali. Raden Said pun menyanggupinya.
Entah berapa lama, Raden Said menunggui tongkat milik Sunan Bonang tersebut. Tapi yang pasti, dia berhasil lulus dari ujian dengan menjalankan amanah Sunan Bonang. Nah, karena begitu tekun dan kuatnya menjaga tongkat emas Sunan Bonang di pinggir kali inilah, kemudian Raden Said mendapat julukan Sunan Kalijaga.
Baca juga: Pesan Sunan Kalijaga buat Kita
Setelah mendapat julukan Sunan Kalijaga, beliapun melakukan syiar Islamnya di sekitaran kerajaan Demak. Sunan Kalijaga pun sangat berandil besar dalam pendirian kerajaan Islam pertama di Pulau Jawa tersebut.
Bertemu Nyi Roro Kidul