Mohon tunggu...
Elang Maulana
Elang Maulana Mohon Tunggu... Petani - Petani
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Hanya manusia biasa yang mencoba untuk bermanfaat, bagi diri dan orang lain..

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Pastikan Kita Salah Satu Saksi Munculnya Gerhana Bulan Stroberi

5 Juni 2020   18:36 Diperbarui: 5 Juni 2020   18:36 651
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Masih dikutip dari Okezone.com, Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) mengatakan, gerhana bulan stroberi muncul Sabtu dini hari nanti dan puncaknya pada pukul 02.12 WIB. Sedangkan terjadi puncak bulan stroberi sekitar pukul 02.12 WIB. Saat gerhana terjadi, bulan akan berada dalam jarak 369.005 kilometer dari pusat bumi.

LAPAN menyebut, gerhana ini dikenal dengan nama hot moon alias bulan panas karena pada Juni di belahan utara bumi tepatnya di garis balik utara (23,5 derajat Lintang Utara).

Gerhana dan Orang Sunda

Seperti dijelaskan pada paragraf atas bahwa gerhana baik bulan maupun matahari adalah salah satu peristiwa atau fenomena alam sebagai bentuk dari keagungan sang maha pencipta. Meski menurut para ahli tentu saja ada keterangab atau analisa ilmiah tersendiri.

Nah, di Indonesia khususnya di daerah Sunda seperti halnya Sumedang,  gerhana, baik bulan maupun matahari tidak sekedar dipercaya sebagai fenomena atau peristiwa alam, melainkan dipercayai sebagai mitos-mitos tertentu.

Dalam kepercayaan sunda sendiri, gerhana atau dalam bahasa pasundannya disebut samagaha, bukan saja dianggap sebagai fenomena langit, tapi dibalik itu suka terdapat beragam reaksi yang dilakukan.

Penulis masih ingat, saat masih kecil dan tinggal bersama kakek serta nenek, saat gerhana bulan muncul ada beberapa tetangga kampung yang membunyikan tetabuhan. Konon katanya agar gerhana tersebut cepat berlalu. Walau, tak sedikit pula peristiwa alam dimaksud dimanfaatkan untuk mendekatkan diri pada sang maha pencipta dengan melaksanakan solat sunah.

Itu untuk gerhana bulan. Sementara untuk peristiwa gerhana matahari, sebagian orang sunda terutama yang berada di perkampungan masih mempercayai bahwa gerhana yang terjadi pada siang hari tersebut akan membuat ibu hamil akan melahirkan seorang bayi yang memiliki tanda lahir permanen atau semacam tompel.

Untuk itu, bagi masyarakat yang masih percaya akan hal tersebut biasanya suka menyembunyikan ibu hamil tersebut di tempat aman dan tidak terkena gerhana. Salah satunya adalah di bawah ranjang tempat tidur

Kembali, itu hanyalah faktor kepercayaan saja. Benar dan tidaknya tentu saja masih perlu dibuktikan dengan penelitian-penelitian ilmiah tertentu.

Salam

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun