Dan, menekan masyarakat untuk tunduk dengan aturan yang ada (protokol kesehatan.red). Padahal, pada praktiknya, penulis yakin protokol kesehatan ini tidak akan semudah membalikan telapak tangan.
Dan, hal ini diakui langsung oleh Menteri Koordinator perekonomian, Airlangga Hartarto. Menurutnya penerapan new normal dasar utamanya adalah ekonomi.
"Tentu kita menginginkan agar pandemi COVID-19 ini tidak merembet atau merembes pada pandemi PHK. Sehingga salah satunya adalah melakukan restart, produktif tapi aman dari COVID-19. Oleh karena itu protokol-protokol nya baru, cara protokol baru ini diberlakukan sampai ditemukannya vaksin. Kalau kita menunggu vaksin sampai tahun depan. Kelihatannya dengan protokol kesehatan yang harus uji klinis dan yang lain, tidak dalam waktu dekat," ujarnya dalam wawancara eksklusif. Dikutip dari detikcom.
Masih dikutip detikcom, Airlangga menjelaskan, permasalahan pandemi yang mengancam kesehatan jika disandingkan dengan sosial-ekonomi seperti dua sisi mata uang yang selalu beriringan. Ketika sektor kesehatan terancam, maka sisi ekonomi ikut terhantam.
"Kita melihat bahwa pertumbuhan ekonomi ini penting. Karena sekarang sebelum pandemi ini 7 juta orang belum mendapat pekerjaan, bukan PHK dan pada saat PHK terjadi pandemi sekitar 1,8 juta. Tentu kita harus segera mungkin menciptakan kesempatan-kesempatan baru," tambahnya.
Penerapan protokol yang ketat dalam kehidupan normal baru diharapkan bukan hanya aktivitas sosial yang bisa menyesuaikan tapi juga ekonomi.
Tidak ada yang salah atas apa yang diungkapkan oleh Airlangga Hartarto tersebut. Namun ada hal menarik yang penulis baca dari tukilan narasi Ketua Umum Partai Golkar ini, yakni "Ketika sektor kesehatan terancam, maka sisi ekonomi ikut terhantam".
Menurut penulis narasi tersebut di atas membuktikan bahwa Airlangga ingin melindungi leading sektornya yakni ekonomi agar tetap aman.
Bisa dipahami, karena dia adalah salah seorang orang yang paling bertanggungjawab atas maju mundurnya ekonomi bangsa ini. Masalahnya, jika ekonomi Indonesia terpuruk jelas secara politik akan sangat merugikan bagi dirinya.
Kenapa?
Pertama tentu saja dia tidak ingin disebut sebagai menteri gagal yang tidak mampu meningkatkan ekonomi bangsa dan masyarakatnya jika pandemi covid-19 terus mewabah di tanah air.