Mohon tunggu...
Elang Maulana
Elang Maulana Mohon Tunggu... Petani - Petani
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Hanya manusia biasa yang mencoba untuk bermanfaat, bagi diri dan orang lain..

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Menebak Syahwat Kekuasaan Amien Rais dan Nasib PAN dalam Peta Politik Nasional

10 Mei 2020   21:28 Diperbarui: 10 Mei 2020   21:50 684
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

DALAM beberapa waktu terakhir santer terdengar bahwa politisi senior tanah air, Amien Rais akan mendirikan partai baru. Hal tersebut menyusul "diusirnya" dia dari partai yang justru didirikannya sendiri, Partai Amanat Nasional (PAN).

Seperti diketahui, Amien Rais mendirikan partai berlambang matahari terbit itu pada tahun 1998 silam atau tidak lama tonggak reformasi ditancapkan di negeri ini. Menggusur masa orde baru (Orba) yang lebih tiga dekade dikuasai rezim Soeharto.

Sebagai tokoh dan pendiri partai, tentu saja Amien Rais pernah meneguk nikmatnya kursi kepemimpinan tertinggi PAN. Pria kelahiran 76 tahun silam itu perna menahkodai PAN dari sejak berdiri hingga tahun 2005.

Tak hanya itu, Amien Rais juga pernah menempati jabatan politik strategis yaitu sebagai Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat periode 1998-2004. Hanya saja, dia gagal menjadi orang nomor satu di repuplik ini setelah pada Pilpres 2004 tak mampu bersaing dengan kedigdayaan Soesilo Bambang Yudhoyono (SBY), yang akhirnya mampu menguasai negeri ini selama dua periode. Yaitu, 2004-2009 dan 2009-2014.

Meski gagal dalam Pilpres, sosok Amien Rais tetap saja merupakan panutan, terutama di PAN. Dia didaulat sebagai sosok yang dituakan dan dihormati oleh seluruh jajaran partai, mulai dari struktur kepengurusan pusat hingga akar rumput.

Sangat beralasan. Seperti disebutkan di atas, karena Amien Rais adalah tokoh dan pendiri partai PAN, yang merupakan putra sulung dari masa reformasi.

Namun, seiring berjalannya waktu dan perubahan konstalasi politik di tanah air. Sinar terang Amien Rais perlahan meredup. Puncaknya terjadi belum lama ini. Nama Amien Rais seperti diusir dari rumahnya sendiri. Dia sama sekali tidak masuk dalam jajaran kepengurusan partai.

Wacana tersebut di atas memang sudah diprediksi banyak pihak, setelah pada Kongres Nasional PAN yang diselenggarakan Februari 2020 lalu, jagoan Amien Rais, Mulfachri Harahap dikalahkan Zulkifli Hasan (Zulhas) pada pemilihan Ketua Umum PAN periode 2020-2025.

Dari situ saja dapat membuktikan bahwa ketokohan dan pengaruh Amien Rais pada tubuh PAN sudah secemerlang dulu. Pada saat partai ini awal-awal berdiri.

Dirikan Partai Baru

Setelah "terusir" dari PAN, tak sedikit pihak bahkan pengamat politik sekalipun yang memperkirakan bahwa pertualangan politik Amien Rais telah tamat. Alasannya jelas, bahwa mantan pemimpin Muhamadiyah ini sudah tidak muda lagi.

Namun, ada juga yang menduga, meski terdepak, hati dan pikiran Amien tidak akan bisa lepas dari PAN. Karena dialah orang yang paling paham tentang ideologi partai dimaksud. Sehingga dia tak akan berpolitik kembali.

Rupanya segala praduga tersebut salah. Ternyata syahwat politik Amies Rais masih sangat besar. Alih-alih istirahat menikmati masa tuanya, mantan Ketua MPR ini malah berencana mendirikan partai baru.

Belum jelas apa nama partai yang akan didirikannya tersebut. Tapi, seperti dikutip CNNIndonesia, setidaknya sudah ada tiga opsi nama yang sudah mencuat. Ketiga nama itu adalah Partai Amanat Rakyat (PAR), Partai Amanat Reformasi (PAR) dan PAN Reformasi.

Banyak pihak yang meragukan bahwa partai yang akan didirikan Amien Rais ini bisa kuat dan berkembang seperti PAN. Namun, anggapan tersebut sedikit terkikis setelah putra sulungnya, Hanafi Rais tiba-tiba memutuskan mengundurkan diri dari PAN dan keanggotaan DPR RI.

Mundurnya Hanafi Rais yang digadang-gadang karena akan bergabung dengan partai baru bentukan ayahnya ini memunculkan harapan kuat bahwa rencana Amien Rais ini tidak sekedar gertak sambal.

Syahwat Politik Amien Rais

Ambisi Amien Rais untuk kembali mendirikan partai baru, tentu saja memantik rasa penasaran banyak kalangan. Apa yang menjadi tujuannya terus meramaikan kancah politik nasional. Sebab, jika pendirian partai baru ini semata-mata demi kepentingan dirinya, kemungkinannya kecil.

Amien Rais sudah tidak muda lagi. Akan sulit bersaing, jika dia memiliki cita-cita terpendam menjadi penguasa. Elektabilitas dia jelas akan sulit bersaing dengan nama-nama lainnya yang saat ini sudah masuk dalam radar politik tanah air.

Sebut saja, Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto,  Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan atau bahkan nama-nama lainnya seperti Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil atau Ketua Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).

Lalu, apa yang menjadi tujuan Amien Rais?

Dalam hipotesa sederhana saya, setidaknya ada dua alasan kuat, yang membuat Amien Rais ingin tetap eksis dalam kancah politik nasional.

Pertama, Amien ingin buktikan diri dan memecah belah PAN.

Dalam hal ini, Amien Rais ingin membuktikan pada seluruh jajaran pengurus PAN, bahwa dia belum habis. Dia masih mampu dan memiliki kapasitas dalam berpolitik maupun mengurus partai politik.

Dengan pembuktian diri ini dan partai barunya nanti terbentuk, boleh jadi Amien Rais juga beranggapan PAN akan menyesal telah mendepaknya. Karena tidak menutup kemungkinan bahwa kader-kader PAN yang berada di akar rumput akan berpaling dan bergabung dengan partai yang didirikannya. Dengan demikian PAN akan terpecah.

Kedua, menjadikan Hanafi Rais pemimpin masa depan.

Telah disinggung di atas, bahwa kemungkinan kecil kalau Amies Rais menginginkan kursi kekuasaan di pemerintahan ataupun di kursi Parlemen. Namun, di sini Amien ingin membesarkan nama Hanafi Rais untuk disiapkan menjadi pemimpin atau penguasa partai di masa yang akan datang. Seperti SBY yang mewarisknannya pada AHY.

PAN Dalam Ancaman

Jika pada akhirnya partai baru yang akan didirikan Amien Rais ini terwujud, saya kira sedikit banyaknya akan menjadi ancaman bagi PAN.

Kenapa?

Bagaimanapun tidak bisa dipungkiri bahwa Amien Rais adalah mantan pendiri, tokoh sekaligus sesepuh PAN. Tentu saja diyakini cukup banyak pendukungnya yang berada di akar rumput.

Bukan mustahil para pendukungnya ini akan ikut berlabuh pada partai barunya nanti. Jika ini terjadi, sudah barang tentu akan menggerus perolehan suara PAN.

Dan, jika PAN tidak mampu mengantisipasi hal ini, tentunya akan menjadi ancaman besar partai berlambang matahari terbit dimaksud. Bahkan, bukan tidak mungkin pada pemilihan umum anggota legeslatif mendatang, PAN tidak masuk dalam ambang batas parlemen atau parliamentary Threshold.

Salam

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun