SIAPA tak kenal dengan nama Najwa Shihab. Dia adalah seorang presenter kondang tanah air, Â yang saat ini memandu acara talk show populer, Mata Najwa.
Sebelumnya, talk show mata najwa ini sempat ditayangkan dan populer bersama Metro TV. Entah kontraknya habis atau bagaimana, yang pasti acara yang dipandu oleh putri dari mantan Menteri Agama, Quraish Shihab ini berpindah tempat jadi di Trans 7. Meski waktu tayangnya tak jauh berubah, yakni tiap hari Rabu malam.
Najwa Shihab dikenal sebagai presenter yang pintar, cerdik dan pandai membuat nara sumbernya mati kutu oleh pertanyaan-pertanyaannya yang kerap kali penuh jebakan.
Berkat kepintaran dan kelihaiannya dalam melontarkan pertanyaan-pertanyaan yang menjebak ini pula, Â baru-baru ini nama Najwa Shihab yang akrab disapa Mbak Nana ini kembali melambung ke atas awan. Sebab dia telah mampu menaklukan Presiden Jokowi dengan pertanyaan terkait mudik dan pulang kampung. Akibatnya, mantan Gubernur DKI Jakarta itu menjadi bulan-bulanan di media sosial dan menjadi trending topik.
Belum juga kering perbincangan masyarakat tentang wawancaranya dengan Presiden Jokowi. Nama Najwa Shihab kembali menjadi bahan perbincangan banyak pihak.
Hal tersebut tak lepas dari kritikan Najwa Shihab dalam bentuk video terhadap DPR yang dia unggah di akun Instagramnya @najwashihab, Sabtu (2/5).
Dalam kesempatan itu, Najwa Shihab mengkritisi kinerja DPR di tengah wabah Covid-19 atau virus Corona. Dia mempertanyakan prioritas yang dilakukan oleh para anggota DPR, dalam menangani virus corona.
Kritikan-kritikan dari istri Ibrahim Syarief Asegaf itu memang mengena dan tajam. Meski begitu tetap wajar, sebab kalau tidak dikritik, dikhawatirkan para wakil rakyat ini terlena dengan kinerjanya yang kerap menjadi cibiran masyarakat.
Bagi penulis, kritik yang dialamatkan Njawa Shihab pada DPR itu sangat diperlukan. Tentu saja sebagai bahan masukan untuk perbaikan kinerja para wakil rakyat yang sebagaimana diketahui biaya operasionalnya disokong oleh anggaran negara.
Penulis kira, tidak hanya Najwa Shihab, siapapun boleh mengkritik DPR dan para penghuni di dalamnya. Hal ini agar para wakil rakyat tidak berbuat aneh-aneh seperti sering terjadi dalam waktu belakangan.Â
Tak sedikit dari mereka yang menjadi pesakitan di balik jeruji besi karena terjebak dalam kasus-kasus korupsi. Bisa jadi hal ini disebabkan lemahnya kritik atau pengawasan dari pihak luar.