Mohon tunggu...
Elang Maulana
Elang Maulana Mohon Tunggu... Petani - Petani
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Hanya manusia biasa yang mencoba untuk bermanfaat, bagi diri dan orang lain..

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Jika Covid-19 Ditangani Siti Fadilah Supari

28 April 2020   20:48 Diperbarui: 28 April 2020   20:45 5313
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

MASIH ingat dengan nama Siti Fadilah Supari? Dia adalah mantan Menteri Kesehatan (Menkes) pada zaman kepemimpinan Presiden Soesilo Bambang Yudhoyono (SBY).

Namun pada perjalanannya, dokter perempuan ahli jantung ini harus berurusan dengan hukum. Siti divonis empat tahun pernjara oleh majelis hakim tindak pidana korupsi, Jakarta atas tuduhan korupsi pengadaan alat kesehatan (alkes) dan terbukti menerima suap sebesar Rp. 1,9 milyar.

Tidak seperti mantan Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP) Susi Pudjiastuti yang meski sudah tidak lagi menjabat, namanya masih banyak diingat masyarakat. Nama Siti Fadilah, justru seolah tenggelam ditelan bumi setelah dinyatakan bersalah dan mendekam di balik bilik penjara.

Nama Siti baru rada diingat publik, setelah disengaja atau tidak, tiba-tiba mantan Wakil Ketua DPR yang sekarang jadi petinggi Partai Gelora, Fahri Hamzah menulis cuitan di akun twitter pribadinya bahwa Siti dinilai sebagai sosok yang paling tepat guna menangani pandemi virus corona atau covid-19 yang mewabah di tanah air.

Sontak, nama Siti Fadilah Supari kembali mencuat, setidaknya di jagat dunia maya, yang memang saat ini tengah membutuhkan aksi-aksi nyata dan cepat dari pihak-pihak yang berkompenten.

Muncul pertanyaan, apakah maksud Fahri Hamzah ini adalah sebagai refleksi dari ketidak percayaannya terhadap pemerintah, khususnya Menkes Terawan Agus Putranto? Bisa ya, bisa juga tidak. 

Tapi yang pasti apa yang dicuitkan mantan politisi PKS ini bukan tanpa maksud apapun. Paling tidak, ada langkah-langkah dari para pemangku kebijakan yang boleh jadi tak sejalan dengan arah pikirannya.

Pertanyaan lainnya, kenapa Fahri Hamzah harus menyinggung nama Siti? Padahal dia saat ini tengah menjalani masa hukumannya. Selain itu, bukankah masih ada nama-nama mantan Menkes lainnya.

Mencoba untuk memahami isi pikiran Fahri Hamzah, memang cukup beralasan jika Siti Fadilah dianggap sebagai figur yang tepat untuk memimpin dalah hal penanganan virus corona di tanah air. Mengingat, perempuan kelahiran Surakarta, Jawa Tengah ini pernah memiliki pengalaman menangani wabah flu burung yang terjadi pada tahun 2007 lalu.

Sebagaimana diketahui, Indonesia pernah dihadapkan pada kasus flu burung atau disebut juga H5N1 pada tahun 2005 lalu. Bahkan, WHO sempat menjadikan Indonesia sebagai pusat wabah.

Namun begitu di bawah komando Siti, wabah ini bisa ditangani dengan cukup berhasil. Indikatornya adalah tidak terjadi kasus yang lebih banyak, dan kesadaran masyarakat Indonesia terkait peternakan meningkat.

Bahkan terkait dengan penanganan wabah flu burung tersebut, pada tahun 2008, Siti pernah menulis sebuah buku kontroversial yang diberi judul Saatnya Dunia Berubah : Tangan Tuhan di Balik Virus Flu Burung.

Dalam bukunya itu Siti membahas segala kerja-kerjanya untuk mengatasi wabah flu burung, serta membongkar borok WHO dan Amerika Serikat.

Salah satu pengakuan Siti yang mencengangkan di dalam buku itu adalah kecurigaannya terhadap virus flu burung yang dijadikan bahan untuk membuat senjata biologi.

Ia menulis, negara berkembang yang terpapar flu burung harus memberikan virus gratis ke WHO, dan negara penyetor tak tahu apa yang akan dilakukan terhadap virus yang disetor itu. Siti mengkritik sangat tertutupnya data sequencing DNA H5N1 yang disimpan WHO. Dari sana timbul kecurigaan.

Tak hanya itu, dia meminta, data DNA virus H5N1 yang disimpan WHO dibuka dan tak boleh dikuasai kelompok tertentu. Usahanya berhasil. Pada 8 Agustus 2006, WHO mengirim data itu ke Gene Bank.

Dari fakta-fakta tersebut di atas, sangat beralasan jika ada beberapa pihak menilai bahwa Siti merupakan sosok paling tepat untuk menangani wabah virus corona. Hanya saja patut disayangkan, saat ini dia tak bisa bergerak bebas karena statusnya sebagai tahanan.

Kendati demikian, rasanya tidak salah pula jika pemerintah meminta sumbangsih pemikirannya dalam memerangi virus asal Wuhan, China dimaksud.

Siti Beri Tahu Jokowi Cara Tangani Virus Corona

Meski statusnya sebagai narapidana rupanya tidak melunturkan rasa nasionalisme Siti. Dia masih tetap ingin memberikan sumbangsihnya terhadap bangsa dan negara, khususnya terkait mewabahnya virus corona di tanah air.

Dalam hal ini Siti Fadilah mengirimkan surat terhadap Presiden Jokowi. Salah satu isinya adalah menyarankan agar pemerintah melakukan screening massal secara serentak untuk menghentikan penularan Corona. Kalau tidak bisa dilakukan secara menyeluruh, bisa hanya dilakuan di zona merah.

Menurutnya, jika screening belum dilakukan maka sangat mungkin masih terjadi penularan di daerah yang telah memberlakukan pembatasan sosial berskala besar (PSBB).

Adapun isi surat selengkapnya yang ditulis Siti ada di sini.

Salam

Sumber : satu - dua

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun