Mohon tunggu...
Elang Maulana
Elang Maulana Mohon Tunggu... Petani - Petani
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Hanya manusia biasa yang mencoba untuk bermanfaat, bagi diri dan orang lain..

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Riza Patria Besok Dilantik, Akankah Bebas dari Sandera Politik?

14 April 2020   22:07 Diperbarui: 14 April 2020   22:24 96
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

SETELAH sepekan lebih atau tepatnya sejak terpilih dalam Pilwagub yang diselenggarakan DPRD DKI Jakarta, Pada Senin (6/4/2020), Ahmad Riza Patria rencananya besok, Rabu (15/4/20) akan dilantik.

Pelantikan itu sendiri akan dilakukan lamgsung oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi), di Istana Negara, Jakarta.

"Ya, besok dilantik dengan konsep minimalis sesuai protokol Covid-19," ujar Kepala Sekretariat Presiden Heru Budi Hartono kepada wartawan. Dikutip dari Tempo.co

Namun, mengingat Jakarta tengah diberlakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), pelantikan itu sendiri akan dilaksanakan sesuai dengan protokol covid-19.

"Menteri hanya empat sampai enam orang yang diundang. Dari jajaran kabinet hingga perwakilan keluarga yang dilantik, total hanya sekitar 30 orang yang diundang," ujar dia.

Masih dilansir Tempo.co, para tamu undangan yang datang, ujar Heru, akan diperiksa dengan alat rapid test dan dicek suhu tubuhnya terlebih dahulu.

Seperti diketahui, pada Senin (6/4/2020), anggota DPRD Jakarta menggelar sidang paripurna dengan agenda pemilihan Wakil Gubernur DKI Jakarta. Adapun kandidatnya adalah politisi Partai Gerindra, Ahmad Riza Patria dan politisi dari PKS, Nurmansyah Lubis.

Ternyata dalam pemilihan tersebut, Riza Patria terlalu kuat bagi pesaingnya. Dari 100 orang anggota dewan, politisi Gerindra ini menang telak dengan perolehan 81 suara, sedangkan Nurmansyah Lubis hanya meraih 17 suara. Sementara dua suara lainnya dinyatakan tidak syah.

Dengan demikian, Ahmad Riza Patria akan mengisi kursi Wakil Gubernur DKI Jakarta yang sudah hampir dua tahun sejak ditinggal pejabat sebelumnya, Sandiaga Uno.

Sandiga Uno sendiri menanggalkan jabatannya karena memutuskan untuk maju pada Pilpres 2019 lalu sebagai calon wakil presiden mendampingi Prabowo Subianto.

Jadi, jika sesuai rencana. Mulai besok, Ahmad Riza Patria sudah bisa melaksanakan tugasnya sebagai DKI 2 membantu Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan hingga tahun 2022 mendatang.

Pertanyaannya, akankah DKI Jakarta lebih baik?

Jawaban ini tentu saja sulit untuk dijawab. Pasalnya, baik buruknya DKI Jakarta tentu akan sangat ditentukan oleh kineeja keduanya. Dalam hal ini Anies dengan Riza sebagai wakilnya.

Artinya, jika kedua pucuk pimpinan ibu kota ini bisa bersinergi dengan baik dan masing-masing mempunyai komitmen kuat untuk membangun Jakarta, bukan mustahil Kalau Jakarta bisa dibawanya lebih baik lagi.

Meski, parameter Jakarta bisa dikatakan lebih baik sebenarnya sangat sederhana namun akan sulit untuk diaplikasikan. Yaitu, masalah banjir, kemacetan dan polusi.

Bukan menapikan masalah lainnya, tiga masalah ini merupakan tantangan besar bagi siapapun yang memimpin Kota Jakarta dari masa ke masa.

Tapi, kembali lagi jika memang Anies dan Riza mau, niat dan tidak ada intervensi atau kepentingan politik, rasanya tidak ada yang mustahil.

Masalahnya, mampukan keduanya keluar dari intervensi dan kepentingan politik? Ini juga sama halnya dengan menangani banjir Jakarta, akan sangat sulit untuk dihindari.

Betul, idealnya Kepala daerah maupun wakilnya bertanggung jawab penuh terhadap warga masyarakat. Sebab hal ini merupakan beban moral yang seharusnya diperhatikan oleh Kepala Daerah tersebut untuk memberikan yang terbaik bagi daerahnya sendiri.

Sayangnya, dalam banyak kesempatan, harapan tentang pemimpin ideal tersebut selalu pupus ditengah jalan, seiring hegemoni partai politik pendukung dan pengusung yang selalu menyandera Kepala Daerah yang di rekomendasi oleh parpol.

Hasilnya, sudah menjadi rahasia umum dan kita ketahui bersama, tak sedikit bahkan banyak kepala daerah yang berangkat dari parpol selalu terjebak dalam tarik ulur kepentingan partai politik.

Memang patut kita sayangkan, tapi itulah realita yang harus kita hadapi. Kepala daerah tidak dapat berbuat banyak dalam menjaga netralitasnya dan memberikan yang terbaik untuk rakyat.

Ibarat menelan pil pahit, meskipun terpaksa kepala daerah tersebut terkadang tidak dapat berbuat banyak, selain kompromis dengan sikap politik partai yang telah mengungkung mereka.

Nah, ini juga tidak menutup kemungkinan terjadi pada kepemimpinan Jakarta saat ini. Baik Anies maupun Riza tentu tak akan bisa lepas begitu saja dari kepentingan partai politik yang mendukungnya.

Dalam arti kata, saat mereka bekerja untuk kepentingan rakyatnya tidak akan benar-benar fokus 100 persen. Pikiran mereka akan terus terpecah dengan harus memikirkan kepentingan partainya juga.

Parahnya, jika kepentingan partai ini malah membuat Anies dan Riza berebut pengaruh dan masing-masing bekerja demi kepentingan partainya. Jika sudah begini, akankah Jakarta lebih baik?

Salam

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun