SEPERTI halnya dengan negara-negara lain di dunia, Republik Ceko pun tak luput dari serangan pandemi virus corona atau covid-19.
Sudah barang tentu, akibat mewabahnya virus di negara yang beribu kota Praha ini membuat otoritas tertinggi itu dipaksa memutar otak untuk menekan jumlah kasus positif atau kematian sekaligus memutus rantai penyebaran virus yang telah menelan puluhan ribu korban jiwa di seluruh dunia tersebut.
Apa yang mereka lakukan?
Sebenarnya tidak ada yang aneh, seperti halnya dengan negara-negara lain yang terdampak, Pemerintah Republik Ceko juga memberlakukan lockdown dengan menutup perbatasan negara, kemudian menutup sebagian besar tempat-tempat keramaian. Seperti menutup sebagian besar toko, hiburan malam, bioskop.
Selain itu, Pemerintah Republik Ceko juga mewajibkan masyatakatnya senantiasan memakai masker saat bepergian dan social distancing.
Cara ini ternyata efektif. Republik Ceko akhirnya bisa melewati pase-pase terburuk dari pandemi virus covid-19. Bahkan, mereka mulai bangkit untuk menatap kembali kehidupan normal.
"Kita bisa bersiap untuk secara bertahap kembali ke kehidupan normal," kata Menteri Kesehatan, Adam Vojtech kepada wartawan. Seperti dilansir dari detikcom yang mengutip dari AFP, Kamis (9/4/20).
"Kita tentu saja telah melewati yang terburuk. Pada saat yang sama, kita telah berhasil melindungi rumah sakit dan unit perawatan intensif yang masih memiliki cadangan," lanjutnya.
Sebuah kebahagiaan dan kemenangan tersendiri bagi Republik Ceko karena telah berhasil memenangkan peperangan dengan virus asal Kota Wuhan, Provinsi Hubei, China tersebut.
Pasalnya, masih banyak banyak negara di belahan bumi lainnya yang hingga saat ini masih berjibaku melawan virus covid-19. Alih-alih mampu menakan jumlah kasus, justru kecenderungannya masih terus meningkat. Sebut saja Negara Adidaya Amerika Serikat (AS).
Bahkan Negara Paman Sam ini merupakan negara dengan jumlah kasus positif virus corona paling tinggi di dunia yakni mencapai 400 ribu orang lebih.
Tidak usah jauh membahas Amerika Serikat. Di Negara Indonesia pun, pandemi virus corona masih terus merajalela. Hal ini dibuktikan dengan masih terus terjadinya lonjakan kasus positif tiap harinya.Â
Bahkan, dalam beberapa hari terakhir, peningkatan jumlah kasus positif yang diakibatkan virus corona selalu tembus di atas 200 orang lebih perhari.
Tak pelak, dengan kenaikan jumlah kasus yang terus terjadi tiap hari semenjak ditemukan kasus pertama pada 2 Maret 2020 lalu, menjadikan jumlah kasus positif di tanah air hampir mencapai 3 ribu jiwa.
Tepatnya, berdasarkan rilis data pemerintah yang disampaikan Juru Bicara khusus penanganan virus corona, Ahmad Yurianto, hingga Rabu (8/4/20), jumlah kasus positif mencapai 2.958 pasien. Dari jumlah tersebut, 240 diantaranya meninggal dunia dan 221 telah dinyatakan sembuh.
Sayangnya, data yang dirilis pemerintah ini kemungkinan besar bukan jumlah permanen. Potensi adanya penambahan jumlah kasus terbuka sangat lebar.
Dengan demikian, hal ini menjadi pekerjaan rumah pemerintah untuk mampu menekan laju penyebaran virus corona di tanah air.
Tidak dipungkiri, selama mewabahnya kasus telah cukup banyak upaya pemerintah dan Presiden Jokowi dalam rangka memutus mata rantai penyebaran virus. Namun, sejauh ini masih belum menanmpakan hasil signifikan.
Terakhir, pemerintah memberlakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang dibarengi dengan aturan darurat kesehatan, dengan DKI Jakarta sebagai wilayah pertama yang akan menerapkan aturan ini mulai besok, Jumat (10/4/20).
Mudah-mudahan cara yang dalam pandangan pemerintah merupakan cara yang terbaik diterapkan di tanah air ini benae-benar mampu berjalan efektif, sehingga virus corona bisa dipatahkan.
Tentu saja kita, khususnya penulis sangat mendambakan Indonesia secepatnya bisa keluar dari krisis global ini, menyusul Republik Ceko yang sudah siap kembali menatap kehidupan normal.
Kapan?
Tentunya mari kita doakan bersama sambil terus berusaha dengan cara mentaati setiap anjuran pemerintah.Â
Seperti menjaga jarak fisik, menghindari interaksi sosial dan tempat keramaian, cuci tangan pakai sabun, serta stay at home atau tetap di rumah jika tidak ada keperluan mendesak atau penting.
Artinya, cepat atau lambatnya Indonesia keluar dari krisis akibat wabah virus corona ini tidak semata-mata tanggung jawan pemerintah, melainkan tanggung jawab kita bersama. Yuk, kita bisa.
Salam
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H