Mohon tunggu...
Elang Maulana
Elang Maulana Mohon Tunggu... Petani - Petani
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Hanya manusia biasa yang mencoba untuk bermanfaat, bagi diri dan orang lain..

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Said Didu Tolak Minta Maaf, Ancaman LBP Nyata atau Gertak Sambal?

7 April 2020   20:40 Diperbarui: 7 April 2020   20:50 275
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


BABAK baru perseteruan antara Menteri Koordiantor Bidang Maritim dan Investasi (Marves), Luhut Binsar Panjaitan (LBP) dengan mantan Sekretaris Kementrian Badan Usaha Milik Negara, Muhamad Said Didu, sepertinya akan segera dimulai lagi.

Apa pasal?

Ya, karena pada akhirnya teka-tekinya telah terkuak dan terang benderang. Bahwa Said Didu secara tegas menolak permohonan maaf sebagaimana diminta pihak LBP. Jika tidak, pihak Luhut akan menyeret Said Didu ke ranah hukum.

Hal tersebut dipicu oleh "serangan" Said Didu melalui video yang diunggah pada akun pribadinya bernama MSD yang berjudul, Luhut hanya pikirkan uang, uang dan uang. 

Tak hanya itu, pria kelahiran  Pinrang, Sulawesi Selatan ini juga menyoroti persiapan pemindahan ibu kota negara dan menghubungkannya dengan penanganan covid-19. Said menilai pemerintah lebih memprioritaskan ibu kota baru di atas permasalahan lainnya.

Terkait pernyataannya tersebut, Said Didu diberi waktu dua hari atau 2x24 jam untuk memohon maaf oleh Luhut. Kalau tidak, kasus ini akan dibawanya ke jalur hukum. Hal tersebut disampikan oleh juru bicara Kementrian Koordinator Kemaritimam dan Investasi, Jodi Mahardi.

Namun, alih-alih memohon maaf. Said Didu malah mengirimkan surat terhadap LBP. Isi surat dimaksud disampaikan bahwa yang telah diucapkannya sebagai bentuk kritik semata.

"Pernyataan saya yang menyatakan bahwa Pak Luhut hanya memikirkan uang,uang, dan uang merupakan rangkaian tidak terpisahkan dari analisis," kata Said Didu dalam konferensi video pada Selasa (07/04/20). Dikutip dari Kumparan.com.

Lebih jauh, Said Didu mengutarakan bahwa ucapannya itu bukan tanpa dasar. Melainkan hasil analisa yang dia lakukan terhadap beragam kebijakan pemerintah. Menurutnya, dalam penanganan wabah virus corona, pemerintah dan Luhut terlalu menitik beratkan pada sektor ekonomi dibanding dengan keselamatan masyarakat.

Dikutip dari Kumparan.com, tentang Sapta Marga yang disinggung Jodi. Diungkapkan Didu, bahwa hal itu sebagai pengingat bahwa Sapta Marga sejatinya lebih mengedepankan kepentingan rakyat dibanding urusan pribadi.

Didu merasa bahwa dirinya berkewajiban untuk tetap kritis, demokratis dan peduli terhadap aparatur negara, agar senantiasa fokus terhadap tugasnya supaya Indonesia maju, adil dan makmur. Untuk itu, Said Didu merasa yakin bahwa LBP memahami isi suratnya tersebut.

Jika menilik pada isi surat Said Didu, memang cukup bisa dipahami bahwa setiap aparatur negara tanpa kecuali harus mampu menerima kritik. Karena pada dasarnya, kritik adalah sebagai media agar kinerja aparatur negara ini selalu pada jalur yang benar sesuai dengan aturan perundang-undangan yang ada.

Hanya saja, masalahnya kritik ini harus benar-benar berdasarkan data, fakta dan analisa tajam agar tidak terjebak dalam pusaran fitnah. Sebab, jika ini terjadi yang ada malah menjadi malapetaka bagi di pengkritik tersebut.

Kaitannya dengan kritikan Said Didu, tentunya kita masih menunggu apakah benar bahwa kritikannya tersebut obyektif berdasarkan fakta yang ada atau malah fitnah belaka.

Disinilah menariknya. Sekarang duduk perkaranya sudah jelas bahwa Said Didu menolak untuk memohon maaf terhadap LBP. Tinggal bagaimana pihak LBP sendiri mampu membuktikan ancamannya yang akan membawa Said Didu ke jalur hukum atau jangan-jangan hanya gertak sambal semata.

Tapi, kalau boleh penulis berpendapat dan sumbang saran. Ada baiknya ancaman pihak LBP ini dibuktikan. Dengan demikian setidaknya bakal terkuak siapa yang benar dalam hal ini.

Apakah pernyataan Said Didu ini bisa dibuktikan kebenarannya atau sebenarnya hanya ingin mencari sensasi saja agar akun pribadinya itu banyak dibur netizen.

Selain itu, sebagai ajang pembuktian pihak LBP pula, bahwa selama ini yang dituduhkan adalah salah. Dengan demikian, pihak LBP pun bisa membersihkan namanya kembali yang dalam beberapa hari terakhir menjadi bahan tanda tanya besar di masyarakat.

Menarik kita tunggu apa respon pihak LBP selanjutnya. Yang pasti apapun responnya, penulis yakin ini akan menjadi babak baru bagi perseteruan antara Said Didu dengan Luhut Binsar Panjaitan.

Salam

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun