Kenapa?
Karena saat ini partai berlambang kepala burung Garuda ini sudah bukan lagi partai oposisi, melainkan berubah haluan jadi bagian dari lingkaran pemerintah.Â
Terlebih dua pentolannya berada di dalam Kabinet Indonesia Maju (KIM). Yakni Prabowo Subianto sebagai Menteri Pertahanan (Menhan) serta Edhy Prabowo sebagai Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP).
Jadi, penulis rasa, apa yang bakal dilakukan dalam tugasnya sebagai wakil gubernur tidak akan jauh dari apa yang telah digariskan oleh pemerintah pusat. Tentu hal ini berbeda dengan Anies yang kerap bersebrangan.
Artinya apa?
Dalam hal ini Riza akan coba dijadikan pion oleh Gerindra atau pemerintah pusat untuk membelah kacamata publik dan sorotan media, yang selama ini selalu tertuju pada satu sosok, yaitu Anies Baswedan.
Sah saja dalam politik, karena tentunya baik Gerindra atau pemerintah pusat memiliki agenda yang tidak ingin panggungnya direbut bahkan dikuasai Anies seorang.
Mereka sadar sejalan dengan merebaknya virus corona, Anies kembali jadi media darling dan mendapat simpati publik. Dengan begitu, mantan Rektor Univeesitas Paramdhina ini seperti mendapatkan panggungnya kembali, setelah dijatuhkan habis-habisan oleh kasus banjir.
Panggung ini jika tetap dibiarkan dan dikaitkan dengan Pilpres 2024, tentunya akan sangat mengancam partai politik dan kandidat-kandidat lainnya yang memiliki syahwat politik yang sama.
Dengan segudang pengalamannya di kancah politik, penulis rasa potensi Riza untuk membelah perhatian publik "mengemban" agenda tersembunyi baik dari pemerintah atau partainya Geridra cukup besar.
Sebagai pembuktian, tentu bisa kita saksikan bersama bagaimana perkembangan selanjutnya.