Ironis memang, di saat para dokter dan tenaga medis lainnya sedang benar-benar dibutuhkan tenaga dan kehadirannya, justru tidak mendapatkan perlindungan yang memadai.
Jelas, peristiwa tragis ini jangan sampai terjadi lagi terhadap para dokter di tanah air maupun di dunia. Sebab merekalah yang kita harapkan untuk menangani pasien-pasien yang jumlah globalnya sudah mendekati angkat satu juta jiwa.
Sementara di Indonesia sendiri, menurut rilis data pemerintah yang disampikan Juru Bicara Khusus penanganan virus corona, Achmad Yurianto, jumlah kasus positif covid-19 hingga Kamis (2/4/20) sebanyak 1.790 orang dengan 170 diantaranya meninggal dunia dan 112 orang telah dinyatakan sembuh.
Stigma Buruk di Masyarakat
Kisah sedih dan mengharukan yang terjadi pada para dokter dan tenaga medis ini tidak hanya terjadi hahya karena sudah meninggal dunia saja. Tapi juga terjadi terhadap dokter dan tenaga medis yang saat ini tengah berjuang keras menangani pasien positif covid-19.
Beberapa waktu lalu sempat viral tentang perlakuan tidak sepatutnya dari masyarakat terhadap perawat dan dokter yang menangani pasien positif virus corona.
Ya, dalam hal ini para perawat dan dokter ini diusir oleh masyarakat di rumah kosnya dengan alasan takut terpapar virus lalu menularkannya di lingkungan sekitar.
Di satu sisi kita tidak bisa menyalahkan masyarakat karena mungkin mereka juga ketakutan dan khawatir. Hanya saja caranya tidak elok dan tidak berprikemanusiaan. Padahal para tenaga medis ini telah mendarmakan dirinya dengan penuh resiko.
Hamdalah, peristiwa ini direspon positif oleh Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan. Dia menyediakan hotel milik BUMD Jakarta sebagai tempat penginapan sementara para tenaga medis yang merawat pasien covid-19.
Tentu saja dengan adanya bantuan ini diharapkan bisa sedikit meringankan bebannya. Setidaknya mereka bisa melepaskan penatnya dengan tenang.
Salam