LUAR biasa keganasan wabah pandemi virus corona (covid-19) di Italia. Tiap hari terus terjadi peningkatan jumlah kasus signifikan yang diakibatkan virus asal Wuhan, Provinsi Hubei, China ini.
Parahnya, peningkatan kasus positif ini juga diiringi dengan kenaikan angka kematian yang tidak kalah tinggi pula tiap harinya.
Jumlah kasus positif di Italia hingga Minggu (29/3) mencapai 100 ribu lebih. Sedangkan untuk jumlah kematian sendiri mencapai 10 ribu lebih atau tepatnya 10.023 jiwa. (Wartakota.com)
Ngeri dan tragis atas apa yang terjadi di Negara kelahiran pimpinan Pasis, Mussolini ini. Betapa tidak, China sendiri sebagai negara asal usul merebaknya virus corona juga tidak mencapai jumlah kasus positif dan kematian separah Italia.
Di Negeri Panda ini, sejak ditemukannya wabah virus corona pada akhir Desember 2019 lalu, jumlah kasus positif hanya menyentuh angka 81 ribu lebih. Sedangkan angka kematiannya sebanyak tiga ribuan lebih. Bahkan untuk angka kematiannya, China juga masih kalah oleh Spanyol yang sudah melampaui angka 5 ribu jiwa lebih.
Dengan kondisi atau jumlah peningkatan kasus positif serta kematian yang diakibatkan virus corona tiap harinya, tampaknya sama sekali belum ada tanda-tanda kalau musibah pandemi virus covid-19 ini akan segera berakhir.
Padahal, seperti dilansir CNNIndonesia otoritas tertinggi negara asal legenda hidup Moto GP, Valentino Rossi ini telah mengerahkan segala upaya untuk memutus mata rantai penyebaran virus amat mematikan dimaksud. Termasuk cara paling ekstreem, yakni penerapan lockdown secara menyeluruh di seantero negara tersebut.
Namun, akibat lemahnya tingkat kedisiplinan warga dan terkesan meremehkan terhadap wabah virus corona serta tingginya populasi lansia, seperti pernah diungkapkan Wakil Presiden Palang Merah China, Sun Shuopeng, menyebabkan Italia menjadi sarang baru virus corona.
Masih dilansir CNNIndonesia, dalam situasi yang tidak menentu dan kian mengkhawatirkan ini otoritas tertinggi Italia akhirnya tetap meliburkan atau memaksa siswa untuk tetap belajar di rumah hingga 3 April 2020.
"Jelas bahwa penangguhan kegiatan sekolah akan berlanjut, "kata Perdana manteri Italia, Giuseppe Conte