Namun sungguh tragis dan mengharukan. Daniela akhirnya nekad mengakhiri hidupnya dengan alasan penyakitnya ini tidak ingin menginfeksi terhadap orang lain.
Bagi penulis, terlepas apa yang dia lakukan itu salah dan sangat dilarang oleh agama manapun. Tada satu hal yang bisa dipetik pelajarannya, bahwa sebagai perawat dia begitu totalitas dan bertanggungjawab menjalankan tugas dan fungsinya.
Namun, saat sakitpun, Â dia pun masih memiliki pikiran prikemanusiaan yang sangat kuat. Yaitu berkewajian untuk tidak menularkan penyakitnya tersebut terhadap banyak pihak. Sekali lagi, meski sangat disayangkan, penulis sangat salut juga terhadap pengorbanannya.
Seperti dilansir dari CNNIndonesia yang mengutip dari The Guardian, Daniela bekerja di Rumah Sakit San Gerardo di Monza, salah satu wilayah Lombardia.
Atas kejadian ini, Federasi Perawat Nasional Italia menyampaikan rasa duka dan cemas atas kematian Daniela di tengah lonjakan korban tewas akibat virus covid-19.
"Kondisi dan tekanan yang dialami para profesional seperti kami untuk memenuhi harapan banyak orang. Kita telah memilih profesi ini untuk kebaikan, namun sayangnya, juga kami menjadi orang dengan risiko tinggi," tulis federasi seperti mengutip New York Post.
Sebelum memutuskan untuk mengakhiri hidup, Trezzi diketahui dirawat di rumah sakit tempatnya bekerja sejak 10 Maret lalu.
Manajer umum RS San Gerardo, Mario Alparone mengatakan setelah dirawat sejak 10 Maret kondisinya berangsur-angsur membaik dan statusnya tidak lagi di bawah pengawasan.
Patut diakui sejak mewabahnya virus corona, para petugas medis dan perawat di manapun berada memang tengah dihadapkan pada tugas maha berat.Â
Pasalnya, bukan hanya Daniela saja yang akhirnya harus terjangkit oleh virus ini akibat menjalankan tugasnya, tapi masih banyak lagi. Bahkan di Indonesia pun sudah ada beberapa dokter yang menjadi korban dan akhirnya meninggal dunia.