PANDEMI virus covid-19 atau lebih dikenal dengan sebutan virus corona menjadi momok menakutkan bagi seluruh penduduk di dunia. Betapa tidak, virus yang asalnya dari Wuhan, Provinsi Hubei, China ini terus berekspansi ke berbagai penjuru dunia.
Korban jiwa yang diakibatkan keganasan virus ini juga tidak tanggung. Hingga hari ini, Kamis (26/3) setidaknya sudah menembus angka 18 ribu lebih, yang tersebar di berbagai negara.
Penyumbang angka kematian terbesar yang diakibatkan virus corona didapat dari tiga negara. Yakni, Italia, Spanyol dan terakhir China. Sisanya terbagi di berbagai negara terdampak termasuk Indonesia.
Upadate terakhir jumlah kematian akibat virus corona di tanah air menurut rilis data pemerintah yang disampaikan Juru Bicara khusus penanganan virus corona, Achmad Yurianto adalah 78 jiwa.
Sementara jumlah total pasien positif terinfeksi virus ini termasuk dengan korban jiwa berjumlah 893 orang, dengan 35 diantaranya telah dinyatakan sembuh.
Jumlah data terbaru yang dirilis pemerintah ini tentu saja telah meningkat beratus kali lipat sejak ditemukan kasus pertama pada 2 Maret lalu, yang diumumkan langsung oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Dengan grafik jumlah kasus positif yang kian hari kian bertambah banyak di tanah air, jelas hal yang sangat mengkhawatirkan dan mengancam keselamatan dan kesehatan bagi masyarakat lainnya jika tidak secepatnya ditangani dengan serius.
Jika, jumlah kasus positif terinfreksi virus corona di tanah air jumlahnya terus meningkat, bukan tidak mungkin akan membuat pemerintah kewalahan.Â
Apalagi kalau fasilitas yang disediakan untuk penanganan virus corona ini terbatas, pastinya akan lebih mempersulit keadaan.
Bahkan, menurut Peneliti kesehatan dunia, skenario terburuknya adalah Indonesia bisa berpotensi menjadi pusat penyebaran baru pandemi virus corona di Asia.
Seperti dilansir Okezone.com terbatasnya fasilitas serta petugas medis di Indonesia, juga turut menjadi faktor terbukanya kemungkinan risiko terburuk.Â
Sejauh ini Indonesia menjadi negara di Asia Tenggara dengan tingkat persentase kematian tertinggi terkait infeksi virus corona.
Masih dilansir okezone.com, laporan terbaru dari Lembaga Pusat Model Matematika Penyakit Menular, menyebut data resmi saat ini baru menggambarkan dua persen dari kondisi penularan virus Corona di Indonesia. Lembaga yang berbasis di London, Inggris itu memperkirakan jumlah sesungguhnya infeksi virus corona di Indonesia mencapai 34.300 kasus.
Jika benar menurut apa yang dilaporkan oleh Lembaga Pusat Model Matematika Penyakit Menular tersebut, jelas merupakan kabar sangat buruk bagi Indonesia.
Kendati demikian, masih dilansir okezone.com, skenario terburuk yang menyebut potensi Indonesia sebagai pusat pandemi berikut sempat dibantah Achmad Yurianto.
"Indonesia tidak akan mencapai tingkat tersebut, penting untuk setiap warga negara menerapkan pembatasan jarak seperti harapan pemerintah," katanya.
Semoga, bantahan Juru Bicara pemerintah khusus penanganan virus corona ini benar adanya. Karena sejatinya itulah yang kita semua harapkan.
Salam
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H