Mohon tunggu...
Elang Maulana
Elang Maulana Mohon Tunggu... Petani - Petani
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Hanya manusia biasa yang mencoba untuk bermanfaat, bagi diri dan orang lain..

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Menyelisik Nyinyir dan Peran Fadli Zon serta Prabowo yang Tetap Santuy

24 Maret 2020   12:31 Diperbarui: 24 Maret 2020   12:44 3654
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

DALAM beberapa waktu terakhir, Anggota DPR RI dari Fraksi Partai Gerindra, Fadli Zon seolah tidak ada bosan-bosannya mengkritisi kebijakan pemerintah dan Presiden Jokowi.

Betul, kontrol atau pengawasan adalah salah satu fungsi dan kewenangan Fadli sebagai salah seorang wakil rakyat. Namun, sayangnya kritik yang terlontar dari pria kelahiran Jakarta ini bukannya kritik membangun, justru sebaliknya lebih cenderung nyinyir.

Terus, kritikan atau nyinyiran Fadli terhadap pemerintah dan Presiden Jokowi tersebut dilakukan pada rentang waktu 2014 - 2019 mungkin masih bisa dimaklumi dan tidak akan banyak pihak yang mengernyitkan dahi. 

Pasalnya, saat itu Fadli yang merupakan "tangan kanan" Prabowo Subianto adalah pihak yang bersebrangan dengan pemerintah.

Sebagaimana diketahui Fadli dan Prabowo adalah kader tertinggi di Partai Gerindra yang nota bene sebagai partai oposisi murni bersama PKS.

Yang menjadi tidak habis pikir dan menimbulkan tanya besar, saat ini Partai Gerindra dan Prabowo sudah masuk dalam koalisi pemerintah. Bahkan, ada dua kadernya masuk dalam jajaran Kabinet Indonesia Maju (KIM), yakni Prabowo Subianto sebagai Menteri Pertahanan dan Edhi Prabowo didaulat menjadi Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP), Fadli Zon masih tetap saja tidak mampu "mengunci" mulut nyinyirnya pada pemerintah dan Presiden Jokowi.

Saat Indonesia tengah dalam kesulitan menghadapi wabah pandemi virus corona (covid-19) saja tercatat beberapa kali melontarakan pernyataan-pernyataan tak sedap terhadap pemerintah.

Pertama, mantan Wakil Ketua DPR RI periode 2014 - 2019 ini menyinggung soal harga alat rapid test, kedua tentang pengadaan masker dan ketiga seperti dilansir dari CNNIndonesia, Fadli Zon meminta Presiden Joko Widodo tidak membuang-buang waktu untuk menerapkan kebijakan lockdown atau penutupan akses keluar-masuk wilayah tertentu demi mencegah penyebaran virus corona.

Permintaan lockdown itu menjadi salah satu poin dalam surat terbuka yang ditulis Fadli untuk Presiden Jokowi Senin (23/3). Sedangkan, di sisi lain sudah dipastikan, bahwa pemerintah kemungkinan besar tidak akan menerapkan lockdown.

Sejujurnya, dalam situasi negara tengah dirundung masalah seperti ini, apa yang dinyatakan Fadli Zon menjadi sangat kontraproduktif.

Sejatinya, dalam situasi seperti sekarang para politisi lebih sedikit menahan diri. Jika tidak bisa membantu, lebih baik beri kesempatan pemerintah untuk menjalankan segala programnnya dalam rangka penanganan dan pencegahan virus covid-19 yang kian hari terus menimbulkan kasus pasien positif lebih banyak.

Tapi, terlepas itu semua, tetap penulis penasaran apa sebenarnya maksud Fadli Zon terus-terusan nyinyir terhadap pemerintah dan Presiden Jokowi. 

Padahal bagaimanapun partainya saat ini telah menjadi bagian dari koalisi pemerintah dan kedua rasa penasaran penulis juga menyasar terhadap Prabowo Subianto sebagai Ketua Umum Partai, masih tetap saja santuy atas tingkah polah anak buahnya.

Dalam hipotesa sederhana penulis, setidaknya ada dua hal yang menyebabkan Fadli Zon tetap tidak bisa memberhentikan kebiasaan nyinyirnya.

Pertama, masih tetap nyinyirnya Fadli Zon adalah hidden agenda dari Partai Gerindra sendiri yang ingin berdiri pada dua kaki.

Maksudnya, meski posisinya saat ini menjadi partai koalisi pemerintah, Gerindra juga tidak ingin menghilangkan fungsi kontrolnya terhadap pemerintah. Dengan begitu, kepercayaan rakyat, khususnya konstituen pendukung Gerindra yang sempat memantik pro kontra, saat Prabowo memutuskan bergabung dengan pemerintah bisa diyakinkan bahwa partainya tetap kritis.

Nah, orang yang dianggap tepat untuk mengritisi itu adalah Fadli Zon. Sebab sebelumnya dia lah yang paling vokal. Hanya saja, kecenderungan kritis Fadli ini malah terkesan nyinyir.

Kedua, sebagai bentuk pembuktian diri atas anggapan masyarakat, bahwa seiring bergabungnya Gerindra dengan koalisi pemerintah, tak sedikit yang memperkirakan bahwa Fadli Zon akan menjadi "anak manis".

Dalam hal ini, Fadli Zon ingin membuktikan bahwa segala prasangka masyarakat itu salah. Dibuktikan, hingga detik ini dia masih tetap kritis meski partainya sudah bukan oposisi lagi.

Pertanyaan kemudian, kenapa Prabowo masih tetap santuy alias enggan memberikan sanksi atau teguran atas polah anak buahnya ini?

Ada beberapa hal yang dimungkinkan jadi alasannya. Pertama memang itu sebagian dari hidden agenda partai seperti penulis sebutkan di atas. Kedua, Prabowo tidak bisa berbuat banyak, mengingat Fadli adalah orang kepercayaannya dulu dan turut bersama-sama membesarkan partai dari nol. Sehingga kartu As partai termasuk Prabowo sendiri telah Fadli kantongi.

Dengan demikian, bukan perkara mudah bagi Prabowo memberikan teguran apalagi menjatuhkan sanksi. Karena dampaknya akan tidak baik bagi kondusifitas partai Gerindra. Bahkan tidak menutup kemungkinan akan terjadi perpecahan jika kedua pentolan partai berlambang kepala burung Garuda ini berseteru.

Itulah hipotesa sederhana penulis terkait pergerakan Fadli Zon selama ini. Tulisan ini tentu saja tidak bermaksud mendeskreditkan siapapun. Murni hanya rasa penasaran penulis yang selama ini tidak habis pikir dengan prilaku Fadli Zon dan Prabowo yang tetap santuy, meski mengetahui anak buahnya ini seringkali "of side" dalam melontarkan kritiknya. Terimakasih

Salam

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun