"Dengan ringan hati menyiarkan fasilitas istimewa para pimpinan dan anggota DPR yang terhormat. Ini sungguh merupakan pelanggaran etika politik, yang sangat tidak terhormat bagi pimpinan dan anggota DPR," katanya.
Berangkat dari itu, Didik meminta rencana pemeriksaan virus corona terhadap anggota DPR beserta keluarganya dibatalkan. Menurutnya, anggota legislatif sebagai wakil rakyat harus mendahulukan kepentingan rakyat.
"Wakil rakyat harus mendahulukan rakyat. Program tersebut harus dibatalkan karena telah melukai hati rakyat dan menciptakan ketidakpercayaan publik kepada lembaga negara. Para anggota yang masih memiliki hati sebaiknya tidak ikut program tersebut," tuturnya.
Ya, penulis sepakat dengan apa yang diutarakan Didik. Sejatinya para wakil rakyat bisa sedikit menekan ego dan lebih mengedepankan empati terhadap masyarakat yang tengah dihantui kekhawatiran atas masifnya penyebaran wabah pandemi virus covid-19.
Sekali lagi penulis tekankan bahwa pemeriksaan virus corona adalah hak seluruh warga negara. Namun begitu, tidak elok pula jika harus dipublikasikan dan mendapatkan prioritas. Sementara rakyat di luar justru harus rela antre  menunggu giliran.
Prihatinnya lagi, di saat pemerintah dan sejumlah pihak berjibaku untuk berjuang melawan ganasnya wabah virus corona dengan segala keterbatasannya, para partai politik dan perwakilannya yang duduk di kursi empuk DPR belum tampak kontribusinya.
Boro-boro memberikan sejumlah bantuan nyata berupa alat-alat yang sedang sangat dibutuhkan masyarakat saat ini seperti masker atau hand sanitizer. Para anggota dewan terhormat malah asik nyinyir dan mengkritisi pemerintah.
Katanya wakil rakyat, tapi kepeduliannya hanya tampak saat masa kampanye semata. Giliran masyarakat dilanda kesulitan, mereka bisanya hanya mengkritisi dan rakyat sebagai tamengnya. Alias bicara atas nama rakyat, padahal hasilnya jauh panggang dari api.