MEWABAHNYA pandemi virus corona (covid-19) yang semakin masif di tanah air membuat kepanikan dan rasa khawatir begitu kuat terjadi di kalangan masyarat.
Suatu hal wajar jika penduduk tanah air merasa panik. Pasalnya kecenderungan jumlah kasus positif terinfeksi yang diakibatkan virus asal Wuhan, Provinsi Hubei, China ini terus menunjukan grafik meningkat dari hari ke hari.
Tengok saja, sejak Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengumumkan dua kasus pertama pada tanggal 2 Maret 2020 lalu, hingga hari ini Minggu (22/3/20) atau rentang waktu 20 hari, data jumlah kasus sementara WNI yang terkomfirmasi positif terpapar virus covid-19 meningkat beratus kali lipat.
Menurut rilis data terakhir pemerintah, yang disampaikan langsung Juru Bicara khusus penanganan virus corona, Achmad Yurianto, Sabtu (21/3/20), jumlah kasus positif terinfeksi virus corona sebanyak 450 pasien dengan 38 diantaranya meninggal dunia dan 20 pasien lainnya dinyatakan sembuh.
Situasi genting ini telah memaksa pemerintah menjadikan wabah virus corona sebagai bencana nasional non alam. Sehingga akibatnya tidak sedikit pihak yang menghendaki dan menuntut pemerintah untuk sesegera mungkin mengambil kebijakan lockdown yang berarti penutupan akses keluar masuk wilayah atau negara.Â
Hal ini dimaksudkan untuk membatasi ruang gerak dan mencegah penyebaran virus corona lebih masif.
Bahkan, beberapa waktu lalu jagat maya sempat dibuat heboh dan akhirnya menjadi viral, saat salah seorang dokter wanita yang bernama Tifauzia Tyassuma dengan terang-terangan mengirimkan surat terbuka untuk Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang diunggah melalui akun facebook pribadinya.
Dokter wanita ini membeberkan kondisi memprihatinkan terkait dampak penyebaran virus corona jika pemerintah lamban dalam penanganannya. Untuk itu secara tegas dia menuntut Presiden Jokowi secepatnya menerapkan lockdown di tanah air.
Tidak hanya dokter Tifauzia, masih banyak pihak-pihak lain yang menginginkan hal serupa meski cara penyampaiannya berbeda. Namun, intinya mereka khawatir bahwa penyebaran virus yang telah menelan puluhan korban jiwa ini semakin merajalela hingga membuat lebih banyak korban.
Tapi, rupanya harapan pihak-pihak yang menuntut lockdown ini harus siap-siap kecewa. Pasalnya, Presiden Jokowi memastikan bahwa sistem isolasi ketat ini tidak akan pernah terjadi di Indonesia.
Kepastian itu disampaikan langsung oleh Kepala BNPB sekaligus Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Doni Monardo.
Dilansir detikcom, Doni menyatakan Jokowi telah memberikan intruksi kepada dirinya untuk tidak tidak mengambil langkah lockdown. Menurutnya, pernyataan itu sudah menjadi keputusan pemerintah Indonesia.
"Sekali lagi saya tegaskan, pemerintah dalam hal ini Presiden Jokowi yang juga telah memberikan interuksi kepada kepala gugus tugas tidak akan ada lockdown," ujar Doni seperti dilihat detikcom dalam unggahan video di akun Twitter Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan, Agus Wibowo, Minggu (22/3/2020).
"Sehingga jawaban saya ini mungkin menjadi sebuah kepastian bagi seluruh komponen masyarakat termasuk juga rekan-rekan, sahabat dari berbagai negara yang sekarang berada di Indonesia khususnya di Jakarta," lanjut Doni.
Kepastian pemerintah tidak akan mengambil langkah lockdown boleh jadi akan disambut positif oleh sebagian besar masyarakat Indonesia, terutama bagi kalangan menengah ke bawah yang bergerak pada sektor-sektor informal.
Lalu, langkah apa yang dilakukan pemerintah?
Sejauh ini dalam rangka penanganan dan pencegahan penyebaran virus corona, pemerintah telah mengeluarkan beberapa kebijkan. Sebut saja, himbauan social distancing, meliburkan kegiatan belajar mengajar di sekolah atau perguruan tinggi dan work from home.
Terakhir, pemerintah juga telah mulai melakukan rapis test atau tes masal untuk memastikan bahwa sesorang itu positif atau negatif virus corona.Â
Langkah ini sudah mulai dilaksakan sejak Jumat (20/3/20) di awali dengan daerah-daerah yang diduga sebagai sumber paparan virus dimaksud.
Rapid test ini bukan hal pertama dilakukan. Sebelumnya, Korea Selatan pun pernah melakukan hal serupa dan hasilnya seperti diberitakan oleh beberapa media mainstream cukup bisa menekan laju penyebaran virus corona.
Semoga saja, rapid test yang dilaksanakan pemerintah Indonesia juga bisa berbuah hasil positif. Angka kasus akibat terpapar virus corona bisa ditangani dan ditekan sesegera mungkin, sehingga sendi kehidupan di tanah air kembali berjalan normal kembali seperti biasanya. Aaminn.
Salam
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H