Sebelumnya, mantan Rektor Universitas Paramadina Jakarta ini telah membuat langkah-langkah lainnya terkait penanganan virus asal Wuhan, Provinsi Hubei, China ini.
Bahkan beberapa kebijakan Anies ini mendapat apresiasi dari sejumlah pihak bahkan Presiden Jokowi sendiri. Meski tidak bisa disangkal pula ada satu kibijakannya yang berakhir blunder.
Kebijakan Anies yang mendapatkan apresiasi tersebut adalah seperti membuka akses informasi publik seluas-luasnya perihal pernak-pernik virus corona.Â
Mulai dari sebaran wilayah, jumlah orang dalam pantauan (ODP), pasien dalam pengawasan (PDP) serta hal-hal lainnya agar masyarakat bisa lebih paham dan waspada.
Selain itu, di saat pemerintah pusat masih gamang, lamban dan terkesan menutup informasi publik, Anies sudah berani bertindak cepat dengan menutup seluruh tempat-tempat hiburan dan rekreasi serta menutup kegiatan belajar mengajar baik formal maupun non formal selama dua pekan kedepan.
Tak pelak, kebijakan dan langkah Anies ini banjir ganjaran puja dan puji masyarakat Jakarta. Bahkan tak sedikit artis pendukung Presiden Jokowi pun turut memberikan pujian dan apresiasi atas kebijkan sigap Anies tersebut.
Bahkan, momentum positif untuk Anies ini sempat dimanfaatkan oleh sebagian pendukungnya untuk "menyeret" penguasa DKI Jakarta itu pada ranah politik, yaitu Pemilu 2024 mendatang.
Sayang di balik kebijakan yang memetik hasil positif ada pula yang dianggap blunder. Yaitu, pembatasan operasional transportasi umum dan penghapusan sementara ganjil genap.
Alih-alih kebijakan ini bisa membuat berkurangnya social distancing atau interaksi sosial guna meminimalisir penyebaran virus corona, yang terjadi justru sebaliknya. Penumpukan dan antrean penumpang.
Kendati demikian kebijakan yang dianggap ambyar dan amburadul ini dianulir dan keadaan kembali berjalan normal.
Nah, hari ini Anies kembali menerbitkan kebijakan lain berupa imbauan terhadap warganya agar tidak bepergian ke luar kota untuk tiga pekan kedepan.