Mohon tunggu...
Elang Maulana
Elang Maulana Mohon Tunggu... Petani - Petani
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Hanya manusia biasa yang mencoba untuk bermanfaat, bagi diri dan orang lain..

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Romansa Anies, Dianggap Kaya Narasi, Miskin Aksi, hingga Apresiasi Berujung Koreksi

17 Maret 2020   16:28 Diperbarui: 17 Maret 2020   17:14 566
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebut saja kisruh pembongkaran jalur sepeda, padahal belum lama diresmikan, pemberian penghargaan Adikarya Wisata kepada Diskotek Colosseum yang dianggap tidak tepat sasaran, mengingat tempat hiburan malam itu dicurigai pernah digunakan tempat pemakai narkoba dan pernah digerebek Badan Narkotika Nasional (BNN).

Belum cukup, masih ada masalah lain seperti dibukanya kembali atap Jembatan Penyebrangan Orang (JPO) di Jalan Sudirman yang dianggap sebagai penghamburan anggaran, penebangan ratusan pohon di sekitar monas yang katanya guna kepentingan revitalisasi, balapan Formula E yang lebih diprioritaskan dari penanganan banjir dan yang paling menjadi kemarahan publik adalah datangnya bencana banjir yang mengepung Jakarta terus menerus hingga akhir Februari 2020 lalu.

Diawali dengan bencana banjir besar yang terjadi awal tahun baru 2020 lalu hingga mengakibatkan ratusan ribu terpaksa diungsikan dan puluhan diantaranya meninggal dunia, banjir di Ibu Kota kerap kali terjadi dalam waktu berdekatan.

Akibatnya konsep naturalisasi yang menjadi kebanggaan Anies menjadi bulan-bulanan publik dan warganet. Konsep ini tak ubahnya sebagai macan kertas di atas meja, yang hanya indah dalam tatanan narasi tapi hasilnya jauh dari ekspektasi.

Dengan kata lain, konsep naturalisasi yang pada teorinya menyerap sumber daya air semestinya harus lebih memperbanyak ruang terbuka hijau (RTH). Tapi, kenyataannya malah ratusan pohon sebagai sumber resapan malah ditebangi.

Anies Diapresiasi
Beragam kebijakan Anies yang berbuntut kritikan, nyinyiran, cercaan hingga bully membuat Anies sempat beberapa waktu lamanya "puasa" bicara. Ya, Gubernur DKI Jakarta yang biasanya piawai mengolah kata, tiba-tiba bungkam. Anies seolah sudah benar-benar terdesak.

Namun, saat Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengumumkan bahwa di Indonesia akhirnya ditemukan dua warga negara Indonesia (WNI) positif terinfeksi virus corona (covid-19), Senin, 2 Maret 2020 lalu, Anies seolah mendapatkan momentumnya kembali untuk mendapatkan kembali simpati publik.

Ya, Anies seolah mampu melihat keinginan publik terkait segala hal yang berkaitan dengan penyebaran virus corona, yang tidak mereka dapatkan dari pemerintah pusat dan Presiden Jokowi.

Di tengah pemerintah dalam kegamangan, lamban tindakan dan menutup indormasi publik, Anies muncul dengan ide dan gagasan serta dibarengi tindakan sigap dalam hal penanganan dan pencegahan virus covid-19.

Anies segera membuka akses informasi publik terkait sumber wilayah sebaran virus corona beserta dengan informasi yang dibutuhkan lainnya. Tidak hanya itu, dia juga mengambil langkah tanggap dengan membatasi ruang gerak warganya jangan sampai terlalu banyak berinteraksi. Yaitu dengan cara menutup tempat-tempat rekreasi, meliburkan kegiatan belajar mengajar formil dan nom formil selama dua pekan, terhitung sejak Senin, (16/3/20).

Langkah-langkah sigap dan tanggap Anies ini ternyata mendapat sambutan luar biasa dari berbagai kalangan. Tidak hanya pendukungnya, pihak-pihak yang asalnya bersebrangan pun turut mengapresiasi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun