BARU beberapa hari menikmati indahnya dipuja-puji dan mendapatkan momentumnya sebagai penguasa Ibu kota. Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan kembali harus dihadapkan dengan kritikan pedas publik.
Anies asalnya dianggap sebagai pemimpin yang mampu bertindak sigap dan tegas dalam tegas dalam memproteksi warganya dengan beberapa langkah yang dibuatnya terkait penanganan dan pencegahan wabah virus corona
Sebut saja membuka akses informasi tentang sebaran wilayah yang terindikasi sumber penularan virus covid-19, menutup tempat rekreasi, meliburkan kegiatan belajar mengajar, baik formil maupun non formil selama dua pekan ke depan, terhitung hari ini, Senin (16/3/20).
Kebijakan yang diterbitkan Anies ini mendapat apresiasi dan dukungan semua pihak. Tidak hanya dari pendukung, pihak-pihak yang tadinya bersebrangan pun ikut-ikutan memujinya.
Kenapa?
Karena sebagian besar publik kurang percaya terhadap kebijakan pemerintah pusat yang terkesan lamban, gamang dan menutup akses informasi publik dengan "menyembunyikan" tentang hal yang berkaitan dengan virus corona. Semisal sumber sebaran wilayah dan rumah sakit yang merawat pasien positif virus corona.
Bahkan, terakhir ada dugaan dari salah seorang menteri  di Australia bahwa sebenarnya jumlah pasien positif terinfeksi virus corona lebih banyak dari yang diumumkan pemerintah Indonesia.
Maka, ketika Anies membuat langkah-langkah sigap dan tegas, sontak mendapatkan pujian. Tidak hanya masyarakat atau warganet. Presiden dan sebagian selebriti tanah air pun turut memberikan apresiasi.
Berkat mendapatkan kembali momentumnya, sebagian pendukungnya malah ada yang mulai menyeret-nyeret Anies Baswedan ke ranah politik guna kepentingan Pemilu 2024 mendatang.
Lumrah, bagaimanapun diakui atau tidak nama Anies Baswedan telah masuk dalam radar politik nasional sebagai salah seorang kandidat pada pemilihan presiden dan wakil presiden tahun 2024 mendatang.
Apalagi, menurut hasil lembaga survey Median, Anies cukup mendapatkan poin popularitas dan elektabilitas tinggi. Mantan Rektor Universitas Paramadhina ini hanya kalah oleh Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto yang duduk di urutan pertama.